Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Jepang, Motegi Toshimitsu beserta delegasi pada Jumat, 10 Januari 2020. Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta.
Kunjungan Motegi ke Indonesia ini merupakan yang pertama dalam kapasitasnya sebagai Menteri Luar Negeri Jepang setelah menjabat posisi tersebut pada 11 September 2019 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Jepang merupakan salah satu mitra utama Indonesia dan berharap akan kerja sama kedua negara, utamanya di bidang ekonomi, yang lebih erat.
“Selamat datang di Jakarta dan selamat atas tugas baru sebagai Menteri Luar Negeri. Sebagai Menteri Luar Negeri dengan latar belakang ekonomi pasti akan memberikan banyak perhatian pada diplomasi ekonomi,” ujar Presiden menyambut kedatangan Motegi.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, yang mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo menekankan sejumlah prioritas kerja sama antara Indonesia dengan Jepang.
“Pertama, kerja sama di bidang investasi termasuk investasi untuk pengembangan pulau-pulau terluar, termasuk Kepulauan Natuna,” ucapnya.
Kerja sama kedua negara dalam hal tersebut bukan hal yang baru. Seperti di Natuna misalnya, kedua negara telah melakukan kerja sama pengembangan sektor kelautan dan perikanan seperti pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), peningkatan kapasitas nelayan, dan pengembangan pariwisata.
“Selain investasi di kepulauan-kepulauan terluar, investasi di bidang infrastruktur juga akan diteruskan,” imbuh Retno.
Selain itu, Retno melanjutkan, Kepala Negara juga menjajaki kemungkinan kerja sama yang lebih intensif dalam hal pengembangan sumber daya manusia baik melalui program vokasi maupun internship di perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Kerja sama tersebut meliputi peningkatan kapasitas dan keterampilan SDM serta pengembangan kemampuan berbahasa Jepang bagi SDM Indonesia.
“Di Jepang saat ini sedang kekurangan sekali tenaga-tenaga. Oleh karena itu, kalau kita melakukan kerja sama di bidang bahasa maka muaranya adalah dalam rangka dapat memenuhi permintaan pasar tenaga kerja Jepang dari Indonesia yang memang saat ini potensinya cukup banyak,” tutur.
Lebih jauh, Presiden juga berharap agar draf perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif regional (RCEP) yang hingga saat ini masih terus dibahas dapat segera disetujui dan ditandatangani oleh 10 negara anggota ASEAN beserta 5 negara mitra termasuk salah satunya Jepang.
“Tadi kita membahas dan saya masih akan membahas secara lebih detail agar RCEP dapat ditandatangani pada tahun ini,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.