Staf Khusus Presiden (Stafsus Presiden) Billy Mambrasar, Kamis (5/11), menyambangi Ali Alhamdi, seorang petani milenial di lahan pertaniannya, di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Billy menyatakan, kunjungan ini terkait dengan Program 2,5 juta Petani Milenial Kementerian Pertanian (Kementan), di mana ia bertugas untuk mengolaborasikan dan menyinergikan ekosistem petani yang dimiliki Kementan, khususnya petani milenial, agar ekosistem tersebut bisa bertambah. “Presiden pun meminta supaya negara juga bisa menjadi induk dan menaungi petani milenial, yang dikonsolidasikan dengan program pengembangan pertanian Indonesia,” ujarnya.
Ali Alhamdi pun mengapresiasi program ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah. “Luar biasa itu program dari Pak Presiden,” pujinya. Pria berusia 27 tahun ini bukanlah satu-satunya petani milenial di Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Terdapat kelompok petani muda yang persentasenya sekitar 20 persen dari jumlah petani di wilayah tersebut.
Billy pun menyambut baik adanya ekosistem petani milenial itu. Tugas selanjutnya, imbuh Billy, adalah menghubungkannya dengan lembaga-lembaga yang ingin mendukung ekosistem tersebut, salah satunya Bank Dunia. “Mereka mau support sekali. Jadi jika di sini sudah ada ekosistemnya, maka bagian saya tinggal mengkoneksikannya,” ujarnya.
Menurutnya, dibutuhkan lebih banyak lagi petani-petani dalam usia muda seperti Ali Alhamdi, yang terjun langsung ke bidang pertanian sampai ke dasarnya. “Jika ada 100 ribu orang lagi seperti Ali, maka pertanian Indonesia menuju ketahanan pangan yang kita inginkan,” ungkap Billy yang mendapat target untuk menciptakan 100 ribu petani milenial dari Kementerian Pertanian.
Disampaikan Alli, ia dapat melakukan panen tiga kali setahun, dengan rata-rata capaian panen sebanyak lima ton padi untuk satu hektare tanah. Namun, kondisi sawah sangat berbeda apabila di musim kemarau. “Kalau musim kemarau, kita lembur cari air dari pagi sampai pagi lagi, karena kan enggak ada bendungan di sini dan irigasinya belum ada” ujarnya.
Oleh karena itu, Ali sangat mengharapkan perbaikan infrastruktur jalan dan irigasi, bantuan alat pertanian yang saat ini masih kurang, normalisasi sungai, serta pembangunan bendungan di sekitar sawah miliknya.
Diskusi Milenial
Selain bertemu Ali Alhamdi, Kamis (5/11), Billy juga menghadiri Diskusi Millenial yang digagas oleh Komunitas Cipayung Plus. Di hadapan 70 orang pemuda yang hadir, Billy menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo adalah seseorang yang berkomitmen untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Tidak ada sama sekali dalam kepala beliau membuat keputusan-keputusan yang ingin merugikan rakyatnya sendiri. Saya sudah melihat dengan kepala sendiri, apapun yang Pak Presiden katakan, ucapkan atau lakukan, itu dia pikirkan dengan matang-matang dan dia melakukannya semata-mata untuk masyarakat,” tegasnya.
Namun Billy tidak memungkiri, di era keterbukaan informasi saat ini banyak berkembang disinformasi. “Teman-teman, please put your faith. Percayalah bahwa apa yang beliau lakukan, termasuk ketika beliau mengeluarkan Undang-Undang Cipta Kerja, segala poin yang dia sampaikan di dalamnya itu sudah dia pikirkan dengan matang-matang. Tidak ada satupun presiden di dunia ini yang ingin merugikan rakyatnya sendiri,” ujarnya.
Billy mengingatkan, menjadi tugas bersama untuk memastikan dan mengawal semua yang telah dikeluarkan pemerintah, baik komitmen maupun janji-janji. Masyarakat dapat membantu pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, mulai dari level presiden, kementerian hingga ke pemerintah daerah untuk mengeksekusi program-program pembangunan tersebut dengan baik.
“Saya berharap penuh kepada teman-teman semua, OKP Cipayung yang hadir pada hari ini. Masa depan bangsa dan negara kita ada di tangan kalian semuanya. Tolong keep kerja keras, kita kolaborasi, kita terus komunikasi, dan kita bangun apapun hal-hal yang bisa kita bangun dan kerjakan bersama,” ujar Billy mengakhiri pertemuan.
Hadir dalam Diskusi Milenial tersebut pemuda-pemudi yang tergabung dalam Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Cipayung Plus di Kota Kendari, yang terdiri dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), dan Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI). (SLN/UN)