Staf Khusus (Stafsus) Presiden Billy Mambrasar, Senin (30/11/2020), menyambangi Komunitas Petani Muda Keren (PMK) di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Kunjungan ini terkait dengan Program 2,5 Juta Petani Milenial yang dilaksanakan Kementerian Pertanian (Kementan) guna mendukung program ketahanan pangan nasional.
Billy mengatakan, ia bertugas untuk menarik generasi muda untuk menjadi petani serta berkomunikasi dengan komunitas petani di Indonesia mengenai bantuan yang dapat diberikan oleh pemerintah.
“Kami sudah berkunjung ke lebih 15 provinsi dari seluruh Indonesia. Saya dan tim bertemu dengan petani milenial dengan tujuan kami ingin melihat langsung, kami ingin mendengar langsung tentang kendala yang dihadapi dan visi yang ingin dikejar”, ujarnya.
Informasi yang diperoleh dari para petani tersebut, imbuhnya, akan diteruskan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Diungkapkan Billy, Mentan memberikan target kepadanya untuk menciptakan 100 ribu petani milenial.
Terkait hal tersebut, Billy berharap PMK dapat berkontribusi dengan mengonsolidasikan lebih banyak data-data maupun program anak-anak muda, bukan hanya di sekitar wilayah Gobleg tetapi juga di seluruh Bali.
Lebih lanjut Billy menyampaikan, petani muda bukan hanya mereka yang bekerja di ladang tetapi dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori.
Keempat kategori tersebut adalah yang petani di ladang, middleman atau penghubung antara ladang dengan pasar, petani yang berhubungan dengan IOT (Internet Of Things) dan teknologi, serta petani yang melakukan ekspor-impor.
“Saya bertugas untuk memasukkan 100 ribu petani muda ke dalam empat kategori tersebut,” ujar Billy.
Ia pun mengajak sekitar 30 petani muda yang hadir untuk bekerja sama dengan pemerintah. “Hari ini menjadi momentum untuk commit kita bekerja bersama sebenarnya. Jadi saya enggak dalam posisi bahwa nanti saya akan memberikan ini, saya akan menyediakan ini,” ujar Billy.
Meskipun tidak menjamin dapat memberikan bantuan langsung kepada para petani, Billy menyampaikan bahwa dirinya dapat menunjukkan sumber bantuan yang dibutuhkan untuk kemudian didekati bersama.
“Momen hari ini adalah momen di mana yuk kita kerja bareng. Nah, sekarang yang udah ada di perahu kita adalah Menteri Pertanian dan tentunya Pak Presiden, tetapi masih ada lintas kementerian dan lembaga lain yang harus kita deketin,” ajak Billy.
Di akhir pertemuan, Billy berpesan agar PMK tidak ragu dan takut untuk menyampaikan kepadanya usulan program-program yang dapat mendukung pertanian mereka.
Komunitas Petani Muda Keren
Pada kesempatan tersebut, Ketua Komunitas PMK Bali Agung Wedha, menyatakan apresiasinya atas kunjungan Billy yang dinilainya dapat membangkitkan semangat petani muda di PMK.
“Harapan kami ke depan, semoga dengan adanya sinergitas ini bisa membantu kami untuk connecting the dots dengan kementerian, dengan stakeholder yang lainnya,” ujar Agung yang juga merupakan penggagas komunitas tersebut.
Agung juga berharap komunitasnya bisa lebih banyak membawa generasi muda untuk kembali bertani dan memotivasi sebanyak-banyaknya petani lain untuk bangga menjadi petani, sehingga dapat menyejahterakan Pulau Bali.
Komunitas yang tergabung dalam Forum Petani Muda di Bali ini memiliki konsep pertanian terintegrasi, pertanian holistik dari hulu sampai dengan hilir.
Lebih dari 300 orang petani tercatat sebagai anggota PMK, menyisakan lebih dari 1.000 petani yang belum terdata, yang tersebar di seluruh Provinsi Bali.
PMK menekankan konsep dasar pertanian yang agriculture bukan agribisnis, yaitu pertanian berbasis budaya. Budaya yang lahir dari pertanian, dan pariwisata sebagai bonusnya.
Visi yang diusung adalah untuk menghasilkan produk organik, mengajak petani hidup sehat, serta membangun bisnis yang berkelanjutan.
Mengadopsi small scale integrated farming, PMK bertujuan untuk mengejar kualitas, kontinuitas, dan kuantitas produk pertanian.
PMK juga menerapkan teknologi 4.0 dengan mengembangkan tiga aplikasi besar, yaitu Farmer Apps (digitalisasi dengan output big data), BOS Fresh (pemasaran produk pertanian), dan Nabung Tani (fintech untuk pendanaan pertanian). (SLN/UN)