Kabarbanten.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) turut menyuarakan boikot produk asal Prancis. Ini menanggapi pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang memicu kontroversi dan mendapat kecaman dari berbagai negara.
Serketaris MUI Kota Tangsel, Abdul Rojak mengatakan seruan aksi boikot tersebut merupakan bentuk protes atas pernyataan Emanuel Macron yang memicu kemarahan umat Islam. MUI diakuinya melakukan sosialisasi melalui gerakan kesadaran bagi masyarakat muslim di Tangsel.
“Kalau di Tangsel itu tidak secara langsung kita melakukan boikot produk Prancis. Jadi yang kita lakukan itu sosialisasi dan gerakan kesadaran bagi masyarakat muslim Tangsel, secara pribadi dari keluarga muslim yang ada di Tangsel, yang ada di rumah-rumah untuk tidak membeli produk Prancis. Jadi tidak dengan memaksakan kehendak, enggak. Jadi dengan gerakan membangun kesadaran,” terang Rojak saat dikonfirmasi, Minggu (1/11/2020).
Alasan MUI Tangsel memilih untuk sosialisasi dalam bentuk gerakan kesadaran, karena mencegah adanya kekerasan secara sporadis.
“Ya, jadi dengan cara begitu. Karena kalau kita secara sporadis, nanti berujung ke kekerasan, kita khawatir. Yang terpenting terbangun kesadaran. Jadi secara sadar, pribadi-pribadi keluarga muslim yang ada di Tangsel untuk tidak membeli produk-produk produksi Perancis,” ungkapnya.
Bahkan, produk minuman asal Prancis, Aqua juga akan digantikan dalam setiap acara-acara. Dengan aksi seperti itu, dinilai akan memberikan efek jera kepada Prancis karena telah menghina Nabi Muhamad SAW dan agama Islam.
“Ya kita harus dimulai dari sekarang. Pembelajaran sekaligus efek jera lah, jadi tidak. Sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia harus bersikap lah,” bebernya.
Diketahui beberapa produk asal Prancis yakni, Chanel, Hermes, Danone, Christian Dior, Garnier, Lacoste, L’Oreal, Orange, Cartier, Louis Vuitton, Kraft, Carrefour, SFR, Lancome, Peugeot, TOTAL dan AXA. (nad)