SERANG-Selama 11 hari, sejak 20-31 Januari, 14 rumah di Kota Serang roboh. Kejadian akibat cuaca ekstrem itu terjadi di Kecamatan Kasemen dan Walantaka. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang, Diat Hermawan mengatakan pada 20 Januari, di Kecamatan Kasemen, ada satu rumah roboh. Kemudian, 24 Januari, dua rumah roboh di Kecamatan Walantaka.
Menurut Diat, kejadian itu merupakan salah satu dampak dari fenomena La Nina, yang berdampak pada curah hujan tinggi dan angin kencang. “Kalau berdasarkan info dari BMKG seperti itu dan fenomena ini hingga Maret. Tapi mudah-mudahan tidak berlangsung lama dan tidak lagi terjadi kebencanaan yang parah,” paparnya.
Sementara itu Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Serang, Eva Hasanah mengatakan berdasarkan data penilaian yang dilakukan BPBD Kota Serang, kejadian rumah roboh tersebar di semua kecamatan di Kota Serang. “Memang kejadiannya tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Curug, Serang, dan Walantaka,” katanya. Ia menjelaskan kejadian tersebut diakibatkan oleh cuaca ekstrem disertai kondisi rumah yang sudah rapuh.
Bahkan pihaknya mendapat banyak laporan mengenai rumah roboh akibat cuaca ekstrem tersebut. “Memang akhir-akhir ini hujan terus menerus, banyak yang melaporkan terutama kemarin (Minggu) ada lima kejadian, termasuk yang di Kedalingan. Itu kami baru bisa asesmen malam,” ujarnya. Ia mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan logistik. Untuk bantuan sosial lainnya berupa sembako ada di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang.
Kemudian, bantuan perbaikan rumah korban kebencanaan ada di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Serang. “BPBD cuma memberikan surat keterangan bahwa betul rumah tersebut roboh akibat bencana alam dan surat keterangan ini yang dijadikan dasar untuk mengeluarkan bantuan rehab,” terangnya. (mam/tnt)
SERANG-Selama 11 hari, sejak 20-31 Januari, 14 rumah di Kota Serang roboh. Kejadian akibat cuaca ekstrem itu terjadi di Kecamatan Kasemen dan Walantaka. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang, Diat Hermawan mengatakan pada 20 Januari, di Kecamatan Kasemen, ada satu rumah roboh. Kemudian, 24 Januari, dua rumah roboh di Kecamatan Walantaka.
Menurut Diat, kejadian itu merupakan salah satu dampak dari fenomena La Nina, yang berdampak pada curah hujan tinggi dan angin kencang. “Kalau berdasarkan info dari BMKG seperti itu dan fenomena ini hingga Maret. Tapi mudah-mudahan tidak berlangsung lama dan tidak lagi terjadi kebencanaan yang parah,” paparnya.
Sementara itu Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Serang, Eva Hasanah mengatakan berdasarkan data penilaian yang dilakukan BPBD Kota Serang, kejadian rumah roboh tersebar di semua kecamatan di Kota Serang. “Memang kejadiannya tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Curug, Serang, dan Walantaka,” katanya. Ia menjelaskan kejadian tersebut diakibatkan oleh cuaca ekstrem disertai kondisi rumah yang sudah rapuh.
Bahkan pihaknya mendapat banyak laporan mengenai rumah roboh akibat cuaca ekstrem tersebut. “Memang akhir-akhir ini hujan terus menerus, banyak yang melaporkan terutama kemarin (Minggu) ada lima kejadian, termasuk yang di Kedalingan. Itu kami baru bisa asesmen malam,” ujarnya. Ia mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan logistik. Untuk bantuan sosial lainnya berupa sembako ada di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang.
Kemudian, bantuan perbaikan rumah korban kebencanaan ada di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Serang. “BPBD cuma memberikan surat keterangan bahwa betul rumah tersebut roboh akibat bencana alam dan surat keterangan ini yang dijadikan dasar untuk mengeluarkan bantuan rehab,” terangnya. (mam/tnt)