TANGSEL – Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel, Yepi Suherman mengatakan, dalam waktu sehari volume sampah di Tangsel mencapai 400 ton. Dari 400 ton sampah per hari yang dihasilkan Tangsel, mayoritas merupakan sampah perumahan dan pasar tradisional.
“Volume sampah stabil saja, sekitar ada 400 ton lebih kurang perhari. Kalau kita kan memang perumahan dan pasar. Pasar itu kan memang pelayanan kita ke sampah rumah tangga dan pasar,” terang Yepi dalam keterangannya, Selasa (10/11/2020).
Lanjut Yepi, dari 400 ton sampah per hari, 11 persen diantaranya merupakan sampah plastik. Jika dalam hitung-hitungan ada sekitar 40 ton sampah plastik setiap harinya yang tak bisa diurai dan merusak lingkungan. “Kalau sampah plastik di kita itu sekitar 11 persenan lebih kurang dari sampah-sampah perhari itu,” katanya.
Selama ini, sampah plastik diakui masih sangat sulit dikontrol di wilayah Tangsel. Namun, Pemkot Tangsel dan DLH mengklaim terus melalukan imbauan untuk mengurangi penggunaan plastik.
“Ada imbauan Walikota terkait pengurangan (penggunaan plastik). Tapi kalau di masyarakat kita enggak bisa menekan untuk mengurangi. Lebih-lebih kalau sampah di pasar tradisional itu masih pakai plastik untuk kemasannya,” ucap Yepi.
Masih kata Yepi, seharusnya ada kebijakan yang tegas dari Pusat dan nantinya wilayah akan mengikuti aturan tersebut, dalam penggunaan sampah plastik.
“Karena kalau di kita di tekan keras terus publiknya masih nerusin percuma lagi aja. Aturan tegas dari pusatnya, kalau di UU dilarang plastik, ya banyak yang ngikutin gitu kan. Tapi kalau imbauan, tetap kita jalankan untuk masyarakat,” tuturnya.
Tapi, ketika disinggung apa nantinya Tangsel akan mengikuti jejak Bogor yang melarang penggunaan plastik. Yepi menegaskan, jika Tangsel belum separah yang dibayangkan tentang sampah plastik.
“Kita lihat kondisinya nanti. Karena kalau memang disini (Tangsel) sudah sangat parah, ya mau tidak mau harus dibuat aturan juga. Kan untuk pelarangan atau denda gitu kan ya, itu perlu dikaji matang dulu, karena di tempat lain pun dilarang pakai tas plastik sudah diedarkan ke beberapa supermarket. Harus bertahap juga,” tandas Yepi. (PHD)