Production House (PH) asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah menggarap film berjudul Perjanjian Lama yang siap meramaikan industri hiburan nasional. PH tersebut adalah Elang Project, milik Ir. Yusi Imam Mahendra.
Dalam produksi film ini, Elang Project bekerja sama dengan sejumlah pihak, yakni Kuda Hitam Sinema, Golden Adya Sigma, dan Arco Radhika Dakara. Sementara untuk distribusi, film ini akan didistribusikan oleh Citrus Sinema.
Menurut Imam Mahendra, Perjanjian Lama merupakan film yang sarat makna simbolik, mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Film ini ditulis sekaligus disutradarai oleh Puguh P.S. Admaja. Proses persiapannya dimulai dari riset cerita hingga pengembangan skenario, yang memakan waktu hingga satu tahun. Mengusung latar budaya Jawa yang kental, proses produksi akan dimulai pada 24 Juni 2025 di Yogyakarta dan sekitarnya.
“Saya jamin penonton akan sangat menikmati film ini nantinya hingga terbawa sampai rumah,“ kata Imam Mahendra.
Pengalaman panjang Puguh P.S. Admaja dalam dunia perfilman, termasuk kiprahnya sebagai penulis skenario film Ca Bau Kan, memberikan sentuhan kuat dalam penggarapan Perjanjian Lama. Berbekal jam terbang dan pemahaman mendalam terhadap narasi visual, Puguh berhasil menyusun alur cerita yang utuh dan bermakna.
Melalui riset yang intensif, ia meramu kisah yang tidak hanya sarat simbol, tetapi juga relevan dengan dinamika sosial dan perubahan zaman saat ini. Alhasil, Perjanjian Lama tak sekadar menjadi tontonan, tapi juga cerminan realitas yang dekat dengan kehidupan masyarakat.
Produser sekaligus distributor dari Citrus Sinema, Maria Angelina Sauyana, menyampaikan bahwa film Perjanjian Lama akan menghadirkan alur cerita yang sarat emosi dan menyentuh sisi kemanusiaan penonton. Ia meyakini, kekuatan emosional dalam film ini menjadi daya tarik utama yang akan membekas di hati para penikmat film Indonesia.
“Sebuah film dengan tema yang sangat berbeda dari film lainnya dengan alur drama kuat penuh emosi menegangkan film ini akan menjadi film terdepan,” katanya.
Meski mengangkat cerita dengan nuansa emosional yang mendalam, suasana di lokasi produksi justru dipenuhi keceriaan dan keakraban. Para pemain, sutradara, dan seluruh kru kompak mengenakan kaos berwarna pink selama proses syuting. Uniknya, kaos pink tersebut justru menjadi simbol kontras yang mencerminkan ketegangan dalam film Perjanjian Lama.
“Film ini sangat menegangkan,” ucap Puguh P.S. Admaja berseloroh.
Untuk memperkuat sisi visual, Perjanjian Lama menggandeng Fachmi J. Saad sebagai penata sinematografi dan Cliffor Thenu sebagai penata artistik. Keduanya dikenal berpengalaman dan piawai dalam menghadirkan tata visual yang kuat pada film-film nasional. Kehadiran mereka diharapkan mampu memperkaya atmosfer sinematik dan mempertegas pesan yang ingin disampaikan melalui layar lebar.