Pembentukan karakter dan mental untuk peduli terhadap lingkungan harus dilakukan sejak dini. Bukan tanpa alasan, kepedulian inilah yang akan mengantarkan suatu kota memiliki Sumber Daya Manusianya yang mencintai lingkungan.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan saat menghadiri Bimbingan Teknis Sekolah Adiwiyata, di Hotel Sol Marina, Serpong Utara, pada Rabu (15/02).
“Kalau misalnya kita bentuk dari usia SMA atau kuliah itu sudah terlambat, tetapi harus dilakukan sejak usia dini dalam pengenalan dari hal hal yang paling kecil sampai pengenalan hal hal yang berat terkait dalam lingkungan,” ujar Pilar.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat terutama para siswa sebagai agen penerus perubahan untuk turut andil dalam kepedulian lingkungan. Serta, memiliki rasa kepemilikan dalam usaha menjaga lingkungan sekitar.
“Dalam menangani pemanasan global atau global warming ini adalah tugas kita bersama, seluruh stakeholder mulai dari playgroup, SD, SMP, SMA ini ada kontinuitas,” ucap Pilar.
Atas hal itulah, ia menekankan pentingnya keterkaitan kurikulum sekolah Adiwiyata dengan materi pembelajaran tentang lingkungan yang dapat menanamkan sikap peduli dan aktif terhadap isu-isu mengenai permasalahan lingkungan sekitar.
“Jadi dengan sekolah Adiwiyata ini bagaimana menanamkan prinsip bahwa menanamkan prinsip moral pada anak-anak ini mereka harus peduli pada lingkungan. Karena ini adalah masa depan. Percaya atau tidak percaya sepuluh atau dua puluh tahun kedepan orang yang hebat dalam membangun sebuah perusahaan dalam sebuah profesi dia juga yang bisa menguasai kemampuan isu-isu lingkungan,” tutup Pilar.
Hal senada juga disampaikan Ketua Forum Adiwiyata Kota Tangsel Rr. Truetami Ajeng Pilar Saga, soal kepedulian terhadap lingkungan yang harus dibentuk sejak dini.
Hal tersebut merupakan dasar penerapan kepada para siswa di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga dengan penyampaian yang ramah, maka penyerapan nilai-nilai budaya lingkungan akan lebih mudah diterapkan.
“Budaya peduli lingkungan perlu dilakukan sejak dini sebagai upaya awal meningkatkan pola pikir ramah lingkungan berangkat dari tingkat sekolah maupun keluarga” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan bimbingan teknis sekolah Adiwiyata ini bukan hanya sekadar lomba seperti pada umumnya. Jauh lebih dari itu, kegiatan ini memiliki tujuan untuk menjadikan anak-anak mempunyai dasar memiliki keinginan atau rasa memiliki terhadap lingkungan.
“Bahwa Adiwiyata ini bukan sekadar hanya lomba bukan hanya sekadar untuk mendapatkan penghargaan yang mana penilaian terus sudah bisa ditinggalkan tetapi harus berjenjang yang mana nanti goalsnya adalah menjadikan anak-anak mempunyai dasar untuk memiliki keinginan sendiri atau memiliki ilmu yang mana mereka dapat menerapkan pada kehidupan sehari-sehari yang lebih jauh dampaknya untuk lingkungan hidup sekitarnya,” pungkasnya. (red/fid)