Sebagai industri yang peduli akan kelestarian lingkungan, Anggota asosiasi ASEAN Vinyl Council (AVC) Indonesia, yang terdiri dari Produsen PVC Resin, yaitu PT Asahimas Chemical, PT Standard Toyo Polymer, PT Sulfindo Adi Usaha, dan PT TPC Indo Plastic and Chemicals, menyelenggarakan Seminar Internasional dengan tema ‘From Linear to Circular – Enhancing Resources in The PVC Value Chain’ di Hotel Mövenpick, Jakarta pada 12 September 2024.
Dalam seminar tersebut juga dihadiri oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Vinda Damayanti, dan 100 peserta yang terdiri dari pejabat pemerintah, asosiasi, industri, peneliti, akademisi dari negara-negara ASEAN, dan praktisi daur ulang untuk membahas isu penting seputar rantai nilai PVC dalam konteks ekonomi sirkular.
Ketua Umum AVC dan Presiden Direktur PT Asahimas Chemical, Eddy Sutanto menjelaskan, tujuan utama seminar ini adalah untuk memperkenalkan dan mengeksplorasi rantai nilai PVC dengan mengedapankan peran dan interaksi di dalamnya, serta menumbuhkan pemahaman yang lebih tentang bagaimana elemen-elemen ini berkontribusi pada keberlanjutan dan sirkularitas.
“Polusi Plastik” (UNEA), Peta Jalan Pengurangan Sampah di Indonesia, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam hal pilar keberlanjutan ekonomi dan lingkungan, khususnya di industri Polyvinyl Chloride (PVC). Menurutnya, pendapat umum tentang PVC yang berlaku secara linier, mulai dari ekstraksi hingga produksi, konsumsi, dan pengolahan akhir. Namun, dengan bertransisi ke ekonomi sirkular, kita dapat meminimalkan sampah, mengurangi jejak karbon, dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Eddy Sutanto juga menambahkan, bahwa industri PVC resin perlu selaras dengan misi Asosiasi AVC untuk mengambil peran aktif dalam mengadvokasi nilai produk PVC melalui penyebaran informasi teknis dan edukasi kepada Masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Diketahui, seminar internasional ini menampilkan nara sumber, yaitu Christine Halim dari Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Mochamad Chalid dari Center for Sustainability and Waste Management Universitas Indonesia (CSWM UI), Manit Nititanakul dari Chulalongkorn University Thailand, Amir Razmjou Chaharmahali dari Edith Cowan University (ECU) Australia, Melissa Skidmore dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) Australia, Hadiyan Fariz Azhar dari PT Kita Bumi Global (Kibumi), Teh Chin Yaw dari Sun Ace Kakoh, Agung Nugroho dari PT Asahimas Chemical, Egi Erlangga dari PT Standard Toyo Polymer, Sarjuni Rahmat dari PT Wahana Duta Jaya Rucika, dan Rifqi Hijiri Saputro dari PT Lautan Luas Tbk.
Saat membuka acara seminar, Vinda Damayanti menyampaikan bahwa ekonomi sirkular adalah elemen kunci untuk mengatasi masalah sampah padat kota secara global.
“Terdapat 2 tantangan utama, yaitu jumlah sampah dan komposisi sampah kota. Kedua tantangan ini juga berkorelasi dengan laporan United Nations Environment Program yang menyatakan bahwa sampah plastik memiliki hubungan yang erat dengan tiga krisis planet, termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi,” terangny.
Ia menambahkan, bahwa Seminar ini akan menjadi momentum yang tepat untuk membangun bisnis sirkular plastik pasca-konsumsi PVC melalui tindakan kolaboratif di antara seluruh rantai nilai PVC dari hulu ke hilir, mulai dari produksi hingga pengolahan akhir.
“Seminar ini dapat memberikan hasil yang inovatif dan menghasilkan manfaat bagi lingkungan dan bisnis kita mulai dari sekarang dan di masa depan,” tutupnya. (nlr)