Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus melakukan antisipasi sekaligus menyiapkan berbagai strategi dalam menghadapi gelombang urbanisasi pasca Idulfitri.
Mulai dari surat edaran, pendataan melalui Sistem pendaftaran penduduk non permanen (Sipermen), hingga program Dilatih, Disertifikasi dan Ditempatkan (D3) juga semakin digencarkan untuk menjawab permasalahan urbanisasi di Kota Tangerang Selatan.
“Bahkan kami dari awal Ramadan, kami telah menerbitkan surat edaran ke Camat dan Lurah, yang salah satu isinya bahwa harapan kami sih kalau mudiknya berempat ya pulangnya berempat lagi,” ujar Benyamin dari Ruang Anggrek Puspemkot Tangsel, Kamis (27/04).
Lanjut kata Benyamin, kedatangan warga ke Tangerang Selatan tidak mungkin dilarang dan dicegah. Tetapi, ia mengingatkan agar yang datang ke Tangerang Selatan dibekali dengan skill atau kemampuan yang mumpuni.
“Tentu kami harapkan mereka mempunyai keterampilan yang dimiliki,” ucap Benyamin.
Bahkan, Pemkot sudah menyiapkan strategi D3 untuk mengantisipasi apabila yang datang tidak dibekali cukup kemampuan. Hal ini harus dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan pengangguran dari efek adanya urbanisasi ini.
“Kami ada program D3, dan ada sertifikatnya untuk meningkatkan daya saing,” ungkapnya.
Apalagi kata Benyamin, Pemkot sudah memperkirakan akan ada hampir 4 ribu pendatang baru di Tangerang Selatan.
“Cenderungnya meningkat dari tahun ke tahun ya sekitar 7 sampai 15 persen, karena banyak juga yang mencari kerjanya di sekitar Tangsel yakni daerah industri seperti di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang,” jelasnya.
Sedangkan di Tangerang Selatan, khususnya di bidang perdagangan dan jasa yang menjadi paling banyak dicari dan dibutuhkan. (fid)