Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma’ruf Amin, beserta para anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) mengunjungi Embung MBH, Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Jumat, 13 September 2024. Saat memandu peninjauan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa embung tersebut bermanfaat untuk konservasi air di kawasan IKN.
“Ini kapasitasnya 66 ribu meter kubik kedalaman 5-6 meter, gunanya adalah untuk konservasi air jadi ini semua air-air hujan yang ada di sekitar sini, ini semua ditampung di embung-embung,” tutur Basuki.
Ibu Iriana, Ibu Wury, dan para anggota OASE KIM mengawali kegiatan di embung dengan pelepasan 300 ekor burung yang terdiri dari burung kutilang (pycnonotus aurigaster) tekukur (spilopelia chinensis), terucuk (pycnonotus goiavier), dan jalak kebo (acridotheres javanica).
Setelah melakukan pelepasan burung, Ibu Iriana dan anggota OASE KIM melakukan pelepasan 350 benih ikan nila merah. Pelepasan burung dan benih ikan di embung tersebut diharapkan dapat menjaga ekosistem alam di kawasan IKN agar tetap terawat dengan baik.
Selain itu, Ibu Iriana juga melakukan penanaman pohon Pule (alstonia scholaris) di sisi embung untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan memperbaiki kondisi ekosistem di sekitar embung.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Bidang 3 OASE KIM Ibu Loemongga Kartasasmita menyampaikan kesannya pertama kali berkunjung ke IKN. Ibu Loemongga merasa kagum terhadap progres pembangunan IKN yang berjalan baik.
“Amat sangat senang karena ini baru pertama kali saya ke IKN dan ternyata tercengang-cengang pembangunannya sudah sangat maju dan pagi ini terutama, suasananya indah sekali, udaranya bagus, bersih, lalu juga embungnya sudah hijau dengan air mancur dan segala-galanya,” tuturnya.
Senada, anggota bidang 1 OASE KIM Ibu Annisa Pohan Yudhoyono merasa dirinya sangat menikmati suasana pagi embung yang terasa sejuk dan menyenangkan.
“Sangat peaceful, sangat tenang suasananya, anginnya juga sejuk, kemudian udaranya juga sangat segar, hal-hal yang tidak bisa kita dapatkan di Jakarta. Udara segar ini mahal kalau di Jakarta,” tutur Ibu Annisa.
(rls)