Ketua DPRD menerima audiensi dari forum komunikasi komite sekolah yang menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.
Para komite yang tergabung dalam forum komunikasi komite sekolah (FKKS) menyampaikan keluhan atas beberapa permasalahan yang dihadapi di sekolah. Adapun masalah itu terkait peran komite sekolah itu sendiri, perlindungan anak yang membutuhkan, pendanaan sekolah, serta program pendidikan di Kabupaten Tangerang.
Menyikapi itu, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Kholid Ismail meminta para komite untuk mengusulkan peraturan bupati yang mengatur hal-hal tersebut sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, para komite memiliki payung hukum yang dapat dijadikan acuan.
Dijelaskan pemerintah daerah dalam hal ini sudah memiliki semua regulasi terkait permasalahan di atas. Hanya saja perlu dipantau terkait penegakan dan pengawasi atas peraturan yang ada. Pemda, dalam hal ini Dinas Pendidikan, sebagai leading sector tinggal mengimplementasikan regulasi tersebut.
“Jadi kalau bicara regulasi, Pemda tinggal implementasi dari regulasi itu. Semuanya sudah ada. Terkait perlindungan yang tidak mampu sudah ada, terkait perlindungan kurikulum juga sudah ada, kaitan dengan sumber daya manusia juga sudah ada. Sekarang tinggal penegakan sama pengawasan regulasi ini jalan apa tidak,” katanya pada Selasa, (21/3/2023).
Kholid menyarankan agar Dinas Pendidikan dapat bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi untuk melakukan perpaduan digitalisasi sehingga kegiatan seperti e-learning dapat berjalan dengan lancar dan titik jenuh murid bisa teratasi.
“Coba nanti Disdik bekerja sama dengan Kominfo bagaimana agar murid tidak mengalami titik jenuh. Nanti ada sharing informasi antar komite dan itu bisa melakukan perpaduan digitalisasi dalam rangka untuk memudahkan e-learning,” terangnya.
Ia juga menyampaikan pentingnya memberikan kepala sekolah untuk berinovasi dan perlunya komite berkolaborasi dengan pihak sekolah yang nantinya akan muncul value dari sekolah itu.
“Jangan pernah tabu dengan persaingan karena kalau tidak ada kompetisi, ya, tidak ada sekolah terbaik. Di mana perbedaan tersebut memunculkan performanya. Harapan kita adalah bagaimana Dinas Pendidikan punya inovasi yang dapat mencerdaskan anak,” tutup Kholid. (red)