Setelah berhasil menurunkan angka stunting dari 19,9 persen menjadi 9 persen. Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus melakukan berbagai upaya yang kolaboratif dan kerja keras dalam menekan angka hingga zero stunting.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan saat menghadiri kunjungan kerja Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten, sekaligus memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-51 bersama, yang bertempat di Kecamatan Ciputat Timur, pada Jumat (16/06).
Menurut Pilar, kita semua harus tetap berjuang untuk mewujudkan Kota Tangsel dengan angka stunting hingga zero stunting. Agar nantinya seluruh anak di Provinsi Banten dapat bertumbuh kembang dengan baik.
“Kalo masalah ini ga dihadapi akan berdampak buruk pada kemampuan cara berpikir anak. Kita berjuang menekan angka stunting hingga zero,” tuturnya.
Tak hanya itu, sebagai tim penggerak juga harus bisa tetap memperhatikan lingkungan di sekitar kita dalam menangani stunting.
“Dalam menangani stunting ini gak cuma liat ibu hamil dan anak-anak, tapi liat juga sanitasi lingkungan yang buruk,” ungkapnya.
Maka dari itu, Pemerintah Kota Tangsel sedang mendorong bagaimana menciptakan lingkungan dan sanitasi yang layak. Karena menurutnya, program ini sebagai salah satu upaya penanganan stunting di Kota Tangsel.
“Kita ada program Kampung Membangun. Program ini dapat mengajarkan kita membuat sanitasi yang baik dan lingkungan yang baik,” ucapnya.
Selain itu, salah satu upaya Pemkot Tangsel dalam menangani stunting ini dengan membuat ruang publik sebagai tempat berolahraga.
“Kemarin udah buat alun-alun pamulang, tahun ini lagi bangun taman kota di Pondok Aren dan Serpong Utara buat olahraga masyarakat dan ibu hamil,” kata Pilar.
Tentu harapannya, Pemkot Tangsel bersama sinergitas dengan TP PKK Provinsi Banten ini mampu berjuang dan menjadi tim penggerak yang kompak. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, harapannya bisa menciptakan generasi yang unggul.
“Ibu sebagai tim penggerak harus kompak, kalo punya program bisa kita gerakan. dan semoga bisa menciptakan generasi anak di masa depan yang cerdas,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Banten, Ibu Tine Al Muktabar mengatakan bahwa dengan adanya program dari Pemkot Tangsel ini bisa menjadi inovasi dalam upaya menangani stunting.
“Mudah-mudahan program ini bisa mempercepat penurunan stunting di Tangsel hingga zero stunting,” ungkapnya.
Bukan hanya itu saja, dirinya menyebutkan bahwa penanganan stunting ini menjadi prioritas bersama dalam menciptakan SDM unggul untuk masa depan.
“Kita persembahkan kinerja kita untuk anak-anak di masa depan. dan tetap berkontribusi dalam percepatan menangani stunting ini,” ucapnya.
Adapun salah satu penyebab stunting ini adalah pola asuh anak. Menurut Tine, tim penggerak perlu mengedukasi orang tua soal pola asuh sebagai faktor masalah stunting.
“Penanganan stunting tidak hanya pada pemberian nutrisi, tetapi juga memberikan pola asuh baik dan menciptakan kelayakan lingkungan,” tutupnya.
Senada dengannya, PLT Ketua TP PKK Kota Tangerang Selatan Truetami Ajeng Pilar Saga Ichsan mengatakan stunting merupakan persoalan serius yang harus dihadapi bersama.
Deteksi dini harus dilakukan di tingkat Posyandu yakni dengan memantau kenaikan berat badan secara berkala.
“Lalu kita lakukan pelaksanaan kelas ibu hamil, kelas balita, ngider sehat, bidan ngider hingga pendampingan keluarga risiko stunting,” terangnya.
Tak hanya itu, kita juga melibatkan remaja dalam gerakan Doremifasolasido (Duta Remaja Anti Anemia Fahami Sobat Langkah Awal Sehat Dari Diri Sendiri), pemberian tablet penambah darah.
“Pembentuk pos gizi di 54 Kelurahan, kita punya dapur sehat atasi stunting, menghadirkan dokter spesialis kebidanan dan kandungan ke beberapa Puskesmas. Dan berbagai inovasi lainnya yang sudah kita laksanakan,” pungkasnya. (fid)