Hari kedua kunjungan kerjanya ke Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (4/11), Staf Khusus (Stafsus) Presiden Billy Mambrasar melakukan pertemuan dengan mahasiswa dan pegiat komunitas mahasiswa Papua di kota tersebut. Dalam pertemuan tersebut, pria yang juga merupakan Duta Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia ini membagikan kisah inspiratifnya saat menempuh pendidikan sampai diberi kepercayaan membantu Presiden Joko Widodo.
Saat bertemu Komunitas Mambruk Papua, Billy memotivasi agar saat terlibat di organisasi atau komunitas para mahasiswa menyiapkan legacy untuk pewaris berikutnya. “Jadi pemimpin hanya cepat saja, sebentar saja, tapi kita sebagai pemimpin bertanggung jawab untuk mempersiapkan yang berikutnya lagi. Kita siapkan untuk pemimpin yang berikutnya, kita jangan melihat bahwa kita harus selalu ada di sini,” ujarnya.
Kepada 75 anggota komunitas, Billy mengungkapkan bahwa dirinya juga berupaya menyiapkan generasi muda Papua untuk mengikuti jejaknya. Sebagai Staf Khusus Presiden, ia bekerja keras agar tidak membuat malu anak-anak Papua. “Agar kedepannya Presiden tidak enggan memilih kembali anak Papua untuk bekerja bersama Presiden,” jelasnya.
Billy pun menceritakan pengalamannya saat menempuh kuliah yang diakuinya tidaklah mudah, di mana ia harus menjalani pendidikan sambil bekerja, seperti berjualan dan mengamen.
“Saya pernah mendapat IPK yang sangat rendah pada semester I dan mendapatkan perundungan dari teman kuliah, namun saya tidak menyerah dan tetap fokus pada studi. Ini menjadi motivasi buat adik-adik, apapun struggle yang kalian alami, kalian hadapi. Jangan menyerah, jangan menyerah, maju terus, hadapi terus” ujar Billy.
Pada tahun kedua studinya, dikisahkan Billy, ia berhasil mendapat Beasiswa Otonomi Khusus dari pemerintah untuk merampungkan studi S1-nya, dan menjadi putra Papua pertama yang mendapat beasiswa pascasarjana di Harvard University. “Artinya, kita tidak perlu membalas kata-kata kasar dengan kata-kata kasar lagi, karena nanti dengan kata-kata kasar nanti kita sama-sama terbakar, Jadi kita balas saja dengan prestasi,” ujar Billy.
Diceritakan Billy, di Bandung tempatnya berkuliah dulu, terdapat gerakan Papua Muda Inspiratif, yang merupakan kolaborasi semua anak Papua yang sangat inspiratif dari seluruh wilayah adat, yang memiliki unit-unit usaha seperti coffee shop, jualan nasi kuning, butik, usaha berbasis pangan, dan lain-lain.
“Papua Muda Inspiratif ini untuk mendorong anak-anak supaya jangan berpikir untuk jadi PNS, jangan berpikir untuk bergantung kepada negara untuk mencari uang, kita bisa bikin usaha sendiri. Itu yang saya mau dorong kepada adik-adik,” ujar Billy.
Komunitas Mambruk Papua pun didirikan guna membekali para mahasiswa Papua yang sudah berada pada tingkat akhir studinya dengan berbagai keterampilan, seperti keterampilan di bidang kewirausahaan dan kerajinan tangan. Hal ini dilakukan agar ketika para mahasiswa tersebut kembali ke Papua, mereka tidak hanya membawa ilmu dari perguruan tinggi, namun juga dapat berbagi keterampilan dengan masyarakat di sana.
Kunjungan ke Universitas Halu Oleo (UHO)
Selain bertemu Komunitas Mambruk Papua, Billy juga mengunjungi Universitas Halu Oleo (UHO) menemui para mahasiswa asal Papua beserta jajaran pendidik di universitas tersebut. “Kami ingin bertemu dengan kampus-kampus yang telah menjadi penampung anak-anak mahasiswa Papua yang sedang kuliah, dan telah memberikan bimbingan/coaching dan mentoring/pendampingan,” kata Billy dalam pertemuan.
Billy mengapresiasi Rektor Universitas Halu Oleo dan jajarannya yang telah menerima mahasiswa-mahasiswa Papua dengan baik. “Kami ingin secara bersama mengucapkan terima kasih,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap UHO serta Pemerintah Kota Kendari dan Pemerintah Provinsi Sultra bersama-sama membantu menyukseskan mahasiswa Papua tersebut. “Membantu dan membangun masyarakat Papua merupakan hajat bersama mambangun Indonesia secara utuh,” ujarnya.
Disampaikan Rektor Universitas Halu Oleo Muhammad Zamrun, pihaknya melakukan pembinaan 150 mahasiswa Program Afirmasi Papua dan 3 orang yang mahasiswa koas (fakultas kedokteran). “Sistem mentoring dilakukan oleh pengelola program dengan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pengurus Himpunan Mahasiswa Papua (HIMAPA), serta mengikuti kegiatan dan program organisasi tersebut,” ujarnya.
Muhammad juga mengapresiasi sikap dan perilaku baik para mahasiswa Papua selama menekuni studi di universitas yang ia pimpin. “Belum pernah saya dengar sekalipun mahasiswa Papua ada konflik dengan masyarakat sekitar,” ungkapnya. Ia pun menyampaikan komitmennya untuk mendidik mahasiswa asal Papua tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Billy juga mengungkapkan, untuk memupuk jiwa kewirausahaan generasi muda, dirinya berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga, mengadakan berbagai program pelatihan UMKM dan mendorong anak-anak muda untuk dapat menjadi pelaku bisnis.
“Kami memang mendorong khususnya anak-anak muda Indonesia untuk dapat mempertimbangkan memilih profesi wirausaha, setelah mereka lulus, jadi dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan di Provinsi Papua dan Papua Barat,” pungkasnya. (SLN/UN)