SERANG-Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara (RSDP) Kabupaten Serang membeludak. Ruang isolasi rumah sakit umum ini pada Sabtu (26/6) malam tak bisa lagi menampung pasien (overload). Humas RSDP Serang, drg. Khoirul Anam saat dihubungi Tangerang Ekspres, Ahad (27/6), membenarkan hal tersebut. Menurut dia, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sebanyak 85 orang.
Namun pada Sabtu pagi, pasien sudah bisa ditangani di ruang isolasi. “Pagi ini (kemarin pagi) sudah bisa dialirkan ke ruangan dan hari ini (kemarin) IGD sudah dibuka lagi, dan para tim medis juga masih bisa menangani para pasien tersebut. Mohon doanya juga, semoga kita tetap sehat-sehat semua,” katanya.
Menurut Anam, usai penumpukan pasien pada Sabtu malam, pihaknya akan membangun tenda darurat untuk antisipasi lonjakan pasien Covid-19 susulan dan menambah ruang isolasi sesuai dengan kebutuhan.
Kemudian, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi lintas sektor, bahkan lintas daerah dengan kota untuk mengantisipasi lonjakan. “Karena supaya beban pasien tidak hanya ke RSDP tetapi rumah sakit sekitar juga menerima. Semoga segera ada tindak lanjut dan lonjakan bisa teratasi. Kemudian kita juga rencanakan penambahan ruang Intensive Care Unit (ICU) Covid, karena sekarang ini masih tetap lima ruangan, rencana kita mau sampai 120 tempat tidur,” ujarnya.
Adapun jumlah tim medis yang menangani pasien Covid-19, kata Anam, tidak terhitung. Sebab, dalam menangani pasien Covid-19, tim medis selalu berubah-ubah jumlahnya, tergantung dari banyaknya jumlah pasien Covid-19. “Wah ini selalu berubah sesuai kondisi dan jumlah pasien. Tim tetap melihat keadaan di lapangan yang berubah begitu cepat, maka kita juga menyesuaikan diri,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang Tubagus Entus Mahmud Sahiri mengatakan mengingat saat ini Provinsi Banten mengalami gejolak peningkatan kasus Covid-19, pihaknya memberlakukan sistem Work From Home (WFH) yang diprioritaskan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sakit, usia lanjut, ibu hamil, dan pelaksana yang tidak mempunyai tanggungjawab soal keuangan dan program di organisasi perangkat daerah (OPD) masing-masing.
“WFH berlaku hanya untuk yang tadi saya sebutkan, tapi kalau pejabat strukturalnya sementara ini tidak boleh WFH,” katanya.
Entus juga mengatakan lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Banten sangat mengkhawatirkan dikarenakan ruangan isolasi pasien Covid-19 di RSDP Serang dalam semalam mengalami overload. Oleh karena itu, ke depan Pemkab Serang akan memanfaatkan puskesmas di setiap kecamatan sebagai sarana agar bisa menampung pasien Covid-19 di masing-masing kecamatan.
“Ke depan akan kita manfaatkan puskesmas-puskesmas supaya bisa menampung pasien Covid-19 di kecamatannya. Agar tidak semua lari ke RSDP, tapi sepanjang bisa dilayani di puskesmas, maka itu dilayani di puskesmas. Karena jumlahnya sangat banyak dan hampir penuh ruangan isolasinya,” ujarnya. (mg-7/tnt)
SERANG-Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara (RSDP) Kabupaten Serang membeludak. Ruang isolasi rumah sakit umum ini pada Sabtu (26/6) malam tak bisa lagi menampung pasien (overload). Humas RSDP Serang, drg. Khoirul Anam saat dihubungi Tangerang Ekspres, Ahad (27/6), membenarkan hal tersebut. Menurut dia, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sebanyak 85 orang.
Namun pada Sabtu pagi, pasien sudah bisa ditangani di ruang isolasi. “Pagi ini (kemarin pagi) sudah bisa dialirkan ke ruangan dan hari ini (kemarin) IGD sudah dibuka lagi, dan para tim medis juga masih bisa menangani para pasien tersebut. Mohon doanya juga, semoga kita tetap sehat-sehat semua,” katanya.
Menurut Anam, usai penumpukan pasien pada Sabtu malam, pihaknya akan membangun tenda darurat untuk antisipasi lonjakan pasien Covid-19 susulan dan menambah ruang isolasi sesuai dengan kebutuhan.
Kemudian, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi lintas sektor, bahkan lintas daerah dengan kota untuk mengantisipasi lonjakan. “Karena supaya beban pasien tidak hanya ke RSDP tetapi rumah sakit sekitar juga menerima. Semoga segera ada tindak lanjut dan lonjakan bisa teratasi. Kemudian kita juga rencanakan penambahan ruang Intensive Care Unit (ICU) Covid, karena sekarang ini masih tetap lima ruangan, rencana kita mau sampai 120 tempat tidur,” ujarnya.
Adapun jumlah tim medis yang menangani pasien Covid-19, kata Anam, tidak terhitung. Sebab, dalam menangani pasien Covid-19, tim medis selalu berubah-ubah jumlahnya, tergantung dari banyaknya jumlah pasien Covid-19. “Wah ini selalu berubah sesuai kondisi dan jumlah pasien. Tim tetap melihat keadaan di lapangan yang berubah begitu cepat, maka kita juga menyesuaikan diri,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang Tubagus Entus Mahmud Sahiri mengatakan mengingat saat ini Provinsi Banten mengalami gejolak peningkatan kasus Covid-19, pihaknya memberlakukan sistem Work From Home (WFH) yang diprioritaskan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sakit, usia lanjut, ibu hamil, dan pelaksana yang tidak mempunyai tanggungjawab soal keuangan dan program di organisasi perangkat daerah (OPD) masing-masing.
“WFH berlaku hanya untuk yang tadi saya sebutkan, tapi kalau pejabat strukturalnya sementara ini tidak boleh WFH,” katanya.
Entus juga mengatakan lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Banten sangat mengkhawatirkan dikarenakan ruangan isolasi pasien Covid-19 di RSDP Serang dalam semalam mengalami overload. Oleh karena itu, ke depan Pemkab Serang akan memanfaatkan puskesmas di setiap kecamatan sebagai sarana agar bisa menampung pasien Covid-19 di masing-masing kecamatan.
“Ke depan akan kita manfaatkan puskesmas-puskesmas supaya bisa menampung pasien Covid-19 di kecamatannya. Agar tidak semua lari ke RSDP, tapi sepanjang bisa dilayani di puskesmas, maka itu dilayani di puskesmas. Karena jumlahnya sangat banyak dan hampir penuh ruangan isolasinya,” ujarnya. (mg-7/tnt)











