Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia baru saja merilis hasil survei untuk mengetahui dinamika politik jelang pilkada Banten 2024. Survei dilakukan 23 Juli sampai dengan 4 Agustus 2022 dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih. Sampel yang digunakan dalam survei sebanyak 800 responden dengan metode multistage random sampling dengan of error sebesar lebih kurang 3,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adi Prayitno, pengamat politik nasional sekaligus direktur Lembaga Survei Parameter Politik menyampaikan, dari sisi elektabilitas, ketika responden disodorkan beberapa nama untuk dipilih, Wahidin Halim mendapat angka 18,6 persen, Andika Hazrumy 18,1 persen, dan Rano Karno 17,1 persen. Kemudian Arief Wismansyah 9,2 persen, Ahmed Zaki Iskandar dan Airin Rachmi Diany sama-sama mendapatkan 8,9 persen, lalu Iti Jayabaya mendapat 7,7 persen. Berikutnya Dimyati Natakusuma mendapat angka 2,3 persen dan Ratu Tatu Chasanah mendapat 2,1 persen.
“Jika pemilihan gubernur dilakukan hari ini, maka ada tiga tokoh yang akan bersaing ketat yaitu Wahidin Halim, Andika Hazrumy, dan Rano Karno,” dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/8/2022).
Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Jaringan Santri Banten Hasanuddin menilai, kekuatan tiga figur yang disebut Adi Prayitno sedang bersaing saat ini, dalam pandangannya justru telah terdegradasi. Wahidin dan Rano yang sama-sama pernah menduduki jabatan gubernur Banten, jika melihat temuan survei ini, malah bisa disebut rendah dan repot untuk menang. Dengan demikian baik Wahidin Halim maupun Rano Karno harus berjuang keras meningkatkan elektabilitasnya, mestinya sama dengan raihan di pilkada tahun 2017 atau paling tidak mendekati.
“Saya kira survei ini akan jadi pukulan telak bagi WH maupun RK. Kalau mau maju lagi, jelas mereka harus berjuang keras, karena dengan posisi elektabilitas di level delapan belas, tujuh belas, keduanya harus turun gunung lagi untuk mendulang tambahan dukungan. Dengan posisi WH yang sudah tidak menjabat gubernur lagi dan RK yang meskipun anggota DPR RI tapi dari dapil Tangerang Raya, keduanya harus merenung. Kok bisa elektabilitas segitu padahal sama-sama pernah jadi gubernur,” ujarnya kepada media melalui rilis yang dikirimkan, Selasa (16/8).
Hasanuddin menambahkan, saat membaca data hasil survei Parameter, khususnya dari sisi elektabilitas tertutup, kekuatan dinasti politik Tubagus Chasan Sochib justru terlihat cukup kuat. Ada tiga anggota keluarga dari trah politik itu yang disurvei yakni Andika Hazrumy, Airin Rachmi Diany dan Ratu Tatu Chasanah, saat digabungkan elektabilitas ketiganya akan didapat angka 29,1 persen.
“Angka gabungan ini tidak main-main. Pilkada masih dua tahunan lagi, survei menunjukan kekuatan politik mereka tak terbantah. Sehingga siapapun yang nantinya benar-benar diturunkan di Pilgub, apakah Airin Rachmi Diany atau Ratu Tatu Chasanah, potensi suaranya cukup tinggi belum lagi nanti soal dengan siapa berpasangan dan berkoalisi,” tulisnya.
Secara khusus Hasanuddin mengaku surprise dengan temuan Parameter politik pimpinan Adi Prayitno. Itu karena elektabilitas Airin Rachmi Diany sudah mencapai 8,9 persen. Padahal Airin sudah lumayan lama lepas jabatan sebagai walikota Tangsel dan saat yang sama cukup ramai digadang-gadang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dengan adanya statemen DPD Golkar Banten yang akan menurunkan Airin di Pilkada Banten 2024, ia menilai potensi Airin terpilih cukup tinggi.
“Belum bergerak turun ke bawah, Airin sudah punya modal elektabilitas personal sebesar 8,9 persen. Sementara elektabilitas gabungan trah politiknya berada angka 29,1 persen. Dinasti politik Rau pasti hanya akan mengusung satu orang. Dengan kondisi itu, Airin akan memberi deterrent effect kepada lawannya termasuk kepada dua mantan gubernur yang harus berjuang keras tadi. Sementara Andika Hazrumy akan melenggang dengan tidak terlalu susah payah menjadi Bupati Kabupaten Serang karena cukup punya akseptabilitas dan popularitas yang tinggi,” pungkasnya.