Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten KH. Tb. Hamdi Ma’ani Rusydi meninggal dunia di Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji. KH. Tb. Hamdi Ma’ani Rusydi meninggal dunia di Jeddah, Arab Saudi pada Kamis (6/6) pukul 22.30 WAS.
“Inna lillahi wa inna ilahi roji’un. Telah wafat bapak kami tercinta Ayahanda Abah KH. TB. Hamdi Ma’ani bin Mamanda KH. Tb. A Ma’ani Rusydi. Beliau wafat di Jeddah Arab Saudi, kamis, 6 Juni 2024 pukul 22.30 WAS. Insya Allah beliau akan di makamkan di Arab Saudi,” tulis kabar dari Hj. Mu’awanah selaku perwakilan keluarga.
“Mohon Ziyadah Doa dan mohon dimaafkan atas segala kesalahan beliau, tulisnya lagi.
Profil KH. Tb. Hamdi Ma’ani Rusydi
KH. Tb. Hamdi Ma’ani Rusydi lahir 14 September 1964 di Kananga Menes Pandeglang.
Sejak lahir hingga masa kecilnya, kehidupannya ada di Kananga bersama orang tuanya dan kerabat-kerabat lainnya. Baru menginjak usia di atas 5 tahun, Hamdi kecil ada dalam gemblengan Mama KH. Muhammad Rosikh, terutama dalam hal ngaji. Meski paginya, Hamdi kecil bersekolah di SDN I Kananga.
Setelah lulus dari tingkat Sekolah Dasar, Hamdi kecil melanjutkan sekolah ke SMPN Menes. Karena umumnya putera dari seorang kiai, meski belajar di sekolah umum, ia juga diajar ngaji ayahnya, terutama mendapat bimbingan dari kiai Rosikh.
Lulus SMP Negeri 1 Menes, Hamdi remaja kemudian melanjutkan belajar ke Madrasah Aliyah di lingkungan MALNU Menes, yang kebetulan ayahnya adalah pengurus besar MALNU. Tubagus Hamdi lulus dari Madrasah Aliyah pada tahun 1982, kemudian melanjutkan mesantren di luar Menes.
Sanad Ilmu
Tubagus Hamdi muda dikenal sebagai pemuda haus ilmu, disamping ngaji kepada ayahnya Hamdi muda pergi melanglang buana menuntut ilmu pada para kiai, orang-orang alim di luar Menes, antara lain yaitu.
Pesantren Cisantri
Tubagus Hamdi ngaji selama 2 tahun di bawah bimbingan ulama besar al-Alim al-Allamah Abuya KH. Bustomi, dan Abuya Bustomi murid dari Abuya Abdul Halim Kadu Peusing Pandeglang, dan Abuya Abdul Halim murid dari Syaikh Nawawi al-Bantani.
Pesantren Cicurug
Setelah dari pesantren Cisantri, kemudian Tubagus Hamdi melanjutkan menuntut ilmu kepada Kiai Encun Samsudin dari 1984 hingga 1986 selama 2 tahun. Dari Cicurug, Hamdi muda meneruskan rihlah ilmiah ke Cikaduen, ke Kadomas dibawah asuhan KH. Kurdi.
Hingga kemudian Hamdi muda pergi ke Kaliwungu dan ngaji ke Mbah KH. Ahmad Abdul Haq, dan kepada puteranya KH. Ali Qoisyor. Setelah beberapa waktu di Kaliwungu, Tubagus Hamdi meneruskan kelana ilmiahnya ke Gresik Jawa Timur dibawah bimbingan KH. Muqsith, dan dari Gresik diteruskan ngaji kepada KH. Abdul Ghofur pengasuh Pesantren Sunan Derajat di Lamongan Jawa Timur.
Sanad Tarekat
Masih dalam rihlah ilmiah, Tubagus Hamdi menerima ijazah Tarekat Syadziliah dari KH. Ali Qoisyor, sesuai dengan sanadnya.
Tubagus Hamdi dari KH. Ali Qoisyor dari KH. Ahmad Abdul Haq dari Syaikh Nahrawi ( Mbah Dalhar Watu Congol) dari Syaikh Muhtarom, sedangkan Syaikh Muhtarom seorang Mursyid Tarekat Syadziliah yang masyhur di Mekkah, merupakan figur sentralnya Tarekat Syadziliah di dunia Islam.
Sementara, Tubagus Hamdi mengambil sanad Tarekat Qodriyah Naqsyabandiyah dari Ajengan KH. Zaenal Abidin, berasal ijazah tarekat dari Ajengan KH. Sohibul Wafa Tajul Arifin bin Syaikh Abdullah Mubarok atau masyhur dikenal dengan Abah Anom. Abah Anom dari ayahnya yakni Syaikh Abdullah Mubarok, dan Syaikh Abdullah Mubarok ijazah dari Syaikh Tolhah Cirebon, sedangkan Syaikh Tolhah dari Syaikh Abdul Karim Lempuyang Tanara.
Pergi Haji
Tahun 1986, Tubagus Hamdi berangkat haji untuk pertama kalinya, lalu mendapat kesempatan ibadah haji pada tahun-tahun berikutnya, yaitu tahun 1997 kemudian untuk ketiga kalinya H. TB Hamdi pergi haji tahun 2022.
Pengabdian Umat
Sejak 1982 setelah lulus Madrasah Aliyah MALNU, KH. TB. Hamdi Maani telah memulai aktifitasnya yaitu mengajar di MALNU, ikut membimbing para santri asuhan ayahnya. Hingga pasca wafat mendiang ayahnya Abah KH. TB. Ma’ani Rusdi, ia meneruskan sebagai pucuk pimpinan di MALNU pusat sejak 2009 lalu, hingga sekarang.
Disamping mengajar dan mendidik santri di MALNU, maka KH. TB. Hamdi Maani beraktivitas ceramah keliling, mulai undangan ceramah dari masyarakat Banten, masyarakat Bogor, Jakarta hingga undangan dari warga Lampung.
Pada 2016 lalu, Abah KH. TB Hamdi Maani terpilih secara demokratis menjadi Ketua MUI Kab. Pandeglang, lalu tahun 2021 dalam pemilihan pimpinan MUI Pandeglang, Abah KH. TB. Hamdi Maani terpilih lagi untuk menjadi Ketua untuk keduakalinya.
Akhir 2021, tempatnya di Tangerang Selatan saat Musda MUI Provinsi Banten, Abah KH. TB. Hamdi Maani terpilih secara demokratis menjadi Ketua Umum MUI Provinsi Banten, masa bakti 2022-2027.
Kemudian Abah KH TB Hamdi Maani sejak masih muda sudah beraktifitas di dalam keorganisasian NU, ia yang mendampingi ayahnya di setiap kegiatan-kegiatan NU baik di Pandeglang hingga luar Pandeglang. MALNU yaitu Mathla’ul Anwar Li Nahdlatul Ulama, adalah basis harokah Abah KH. TB Hamdi Maani dalam khidmatnya di NU hingga sekarang.
Di sisi lain, Abah KH. TB Hamdi Maani pun aktif di Banom NU bidang tarekat yaitu menjadi pengurus Idaroh Wustho Jatman ( Jam’iyah Ahli Thoriqoh Mu’tabaroh An-Nahdliyah ) Provinsi Banten sebagai Rois Awal di jajaran ifadliyah ( semacam Suriyah ).
Sejak muda, Abah KH. TB. Hamdi Maani dalam kancah politik ikut pula beraktifitas politik praktis dan berdasarkan sanad politiknya dari sang ayah, beraktifitas di partai PPP dari tingkat daerah hingga kini menjadi anggota Majlis Syari’ah DPP partai PPP. Hingga sekarang.