SERANG – Libur Imlek memberikan angin segar kepada pengelola hotel. Hunian hotel di kawasan Anyer dan Cinangka justru meningkat 80 persen. Berbeda dengan wisatawan yang datang ke tempat wisata di kawasan Anyer dan Cinangka khususnya pantai pasir putih menurun drastis sampai 30 persen. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang Sukarjo mengatakan, peningkatan wisatawan terhadap hunian hotel diakibatkan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) se-Jabodetabek. Sehingga hal tersebut berdampak baik bagi pihak pengelola hotel.
“Liburan panjang kemarin hunian hotel rata-rata masuk sampai 80 persen, bahkan ada salah satu hotel sampai 90 persen,” katanya saat diwawancarai melalui telpon seluler, Minggu (14/2).
Sukarjo mengatakan, peningkatan tersebut terjadi hanya saat hari libur saja. Dibandingkan dengan hari-hari biasa hunian hotel cenderung alami penuruan, mencapai 30 sampai maksimal 50 persen. Hal tersebut disebabkan karena, peruntukan hotel di Kabupaten Serang hanya untuk wisatawan yang berlibur saja.
“Tapi kan hari-hari biasa tetap saja sepi. Karena tadi orang-orang transit tidak ada orang bisnis, outing gethering juga belum ada, kan belum ada boleh kumpul-kumpul. Di sini mah hanya orang yang punya duit, karena di rumah jenuh ingin jalan-jalan baru deh ke sini,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada Pemkab Serang, untuk dapat meyakinkan kepada masyarakat agar dapat berkunjung kembali ke hotel dengan rasa aman dan nyaman. “Ini tentang bagaimana meyakinkan pasar bahwa kunjungan ke sini itu aman, tidak ribet, tidak diperketat saat di perjalanan dan di hotelnya juga aman dengan prokes sudah standar baik,” ucapnya. Berbeda dengan pengelola wisata pantai Pasir Putih Sirih Asep. Ia mengatakan, selama libur hari raya Imlek justru mengalami penurunan drastis mencapai 25 persen.
“Sepi banget. Karena sejumlah daerah PSBB, seperti Jakarta mungkin Jawa Barat, Depok, jadi walaupun kita libur panjang tetap saja sepi, karenakan ada pembatasan kendaraan,” katanya.
Asep mengatakan, pendapatan yang didapat oleh pihaknya selama pandemi Covid-19 hanya mencapai Rp4 juta. Berbeda dengan sebelum adanya PSBB yang diberlakukan diberbagai daerah pihaknya bisa mendapat lebih dari Rp50 juta.
“Harapan kami tadinya, di hari Imlek ini pendapatan bertambah. Tapi ternyata sama aja malah semakin menurun,” ujarnya.
Ia mengatakan, PSBB di sejumlah daerah menjadi faktor terjadinya penurunan pengunjung wisatawan ke tempat wisata. Pasalnya, wisatawan yang berkunjung selama libur hari raya Imlek hanya wisatawan dari Banten saja.
“Walaupun di Kabaupaten Serang tidak diberlakukan PSBB, tapi tetap pengunjung kita juga kan ada yang dari Tangerang, Jakarta, Depok dari Jawa Barat dan lain-lain. Tadi aja sepi mobil aja hanya ada 30 saja dan itu saya anggap dari lokal karena plat A kalau plat B bisa dihitung. Mudah-mudahan kalau memang PSBB sudah dicabut, sudah selesai tidak diperpanjang di Maret, sebelum Ramadan wisatawan pada datang,” tuturnya. (mg-7)