Kabarbanten.com
  • Home
  • Tangerang
  • Banten
  • Nasional
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
  • Home
  • Tangerang
  • Banten
  • Nasional
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
Kabarbanten.com
No Result
View All Result
Home Banten

Gedung Museum Banten Tak Representatif

kabarbanten.com
18 Maret 2021
Gedung Museum Banten Tak Representatif
DISKUSI: Kepala Dindikbud Banten Tabrani (dua dari kanan) dan Peneliti Banten Heritage Doktor Moh Ali Fadillah (dua dari kiri) menjadi narasumber Forum Diskusi Radar Banten Group (FDR) di studio 1 Banten TV, Senin (15/3).

SERANG – Provinsi Banten perlu mendirikan gedung museum yang merepresentasikan sejarah dan kebudayaan Banten sebagai identitas Provinsi Banten di mata nasional bahkan dunia. Hal tersebut terungkap dalam Forum Diskusi Radar Banten Group (FDR) yang digelar di studio 1 Banten TV, Senin (15/3).

Hadir sebagai narasumber diskusi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Tabrani dan Peneliti Banten Heritage Doktor Moh Ali Fadillah. Diketahui, Museum Negeri Banten telah ada di Provinsi Banten sejak 2013 dengan menempati Balai Budaya di sekitar KP3B. Namun, sejak tahun 2015 Museum Negeri Banten ini menempati eks Gedung Residen Banten dan Pendopo Lama. Peresmiannyapun dilakukan langsung Gubernur Banten saat itu Rano Karno tepat pada tanggal 29 Oktober 2015.

Kehadiran Museum Negeri Banten di pusat kota yakni di Eks Residen Banten dinilai sejumlah pihak sebagai upaya untuk menjawab keraguan masyarakat Banten yang sejak lama mengidamkan dan memimpikan lahirnya sebuah museum yang merepresentasikan kebudayaan Banten.

Kadindikbud Provinsi Banten Tabrani mengatakan, meski dirinya baru lima bulan menjabat Kadindikbud, ia sudah berniat untuk mengusulkan pendirian gedung Museum Negeri Banten secara khusus yang lebih repsentatif. Direncanakan pembangunan museum ini masuk RPJMD, Renstra kemudian Renja Dindikbud Banten.

“Ya nanti kita usulkan, kini diniatkan dulu, ke depan semoga bisa terwujud museum yang lebih representatif dan bisa menunjukkan identitas Banten itu sendiri, tapi itu butuh waktu,” katanya.

Dijelaskan Tabrani, Pemprov Banten sangat serius dalam menangani Museum Banten. Ini dibuktikan dengan hadirnya tiga peraturan yang mengatur keberadaan museum tersebut. Yaitu ada Pergub No 12 tahun 2012 tentang UPTD Balai Budaya Banten, kemudian diperbarui Pergub No 86 tahun 2016 tentang UPT Museum, dan terakhir Pergub No 19 tahun 2019 tentang taman budaya dan museum.

“Artinya pergub dari dulu ada, menunjukkan kesungguhan bahwa Pemrpov Banten perlu ada museum dan pengelolaan. Apalagi, saat ini pengelolaan museum dikelola UPT sendiri,” terangnya.

Dijelaskan Tabrani, saat ini di Museum Banten yang sekarang menempati gedung sebelah kiri eks Residen, ada sekitar 75 jenis benda atau kolektif budaya di dalamnya. Museum Negeri Banten juga menyajikan pengetahuan sejarah Banten di masa lalu hingga saat ini. Pihaknya, mengajak masyarakat Banten khususnya untuk mempelajari sejarah Banten di museum tersebut, karena berbagai sejarah dan kebudayaan Banten bisa dinikmati di sana.

“Kini tak kurang dari 75 jenis benda cagar budaya bisa dilihat di museum tersebut. Selain itu, ada tayangan serta pengetahuan tentang Banten masa lalu dan Banten masa kini bisa diperoleh di museum ini,” katanya.

Disampaikan Tabrani, fungsi museum ini dapat terbagi dua bagian yakni dalam bentuk pengetahuan bagi kalangan pelajar, mahasiswa, dan komunitas. Sedangkan fungsi kedua untuk kunjungan wisata. Karena selain objek wisata yang ada di Banten, bisa mengunjungi Museum Negeri Banten sebagai objek sejarah.

Namun sejak Pandemi Covid-19 melanda tanah air termasuk Banten, museum ditutup untuk umum. Hal itu tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk tetap bisa mempelajari museum melalui media sosial. Tabrani menyebutkan, sebelum Pandemi, kunjungan wisatawan baik pelajar, mahasiswa dan umum setiap bulannya mencapai 2.000 pengunjung. Angka tersebut diakuinya amat baik, angka itu juga menyimpulkan bahwa rasa keingintahuan tentang Banten dan sejarahnya dinilai tinggi.

Sementara, selaku peneliti dari Banten Heritage yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten tahun 2015 lalu, Muhammad Ali Fadillah menyampaikan, konsep didirikannya Museum yang menempati Eks Gedung residen Banten karena saat itu belum adanya gedung yang lebih repsentatif. Adapun lahirnya museum karena bentuk kerinduan para seniman, sejarahwan dan budayawan untuk menuangkan ide serta gagasan dan karya yang bisa dinikmati masyarakat, dan museum adalah salah satu wadahnya.

“Para seniman dan budayawan ingin punya tempat dan gedung khusus yang bisa merepesentasikan budaya Banten. Terus tercetuslah Museum Negeri Banten yang sebenarnya sudah mulai tahap penelitian sejak tahun 2006, namun baru tereralisasi di tahun 2015,” jelas Dosen Sejarah dan Kebudayaan Untirta ini.

Ali juga menyebut, keberadaan Museum Negeri Banten cukup relevan dengan kebutuhan saat ini. Namun perlu dilakukan pembenahan yang matang, karena untuk mendirikan sebuah museum diperlukan waktu yang panjang dan penelitian yang lebih mendalam. Karena menurutnya, museum yang ada saat ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, sebagai peneliti, Ali berharap ke depan akan ada gedung khusus untuk museum Banten yang bisa didirikan di pusat kota.

Di akhir diskusi, Tabrani mengajak seluruh masyarakat Banten untuk bisa memahami sejarah dan budaya Banten dengan berknjung ke Museum Negeri Banten di Pendopo Lama Gubernur. Karena pandemi, sementara museum ini ditutup untuk umum. (lik)

ADVERTISEMENT
DISKUSI: Kepala Dindikbud Banten Tabrani (dua dari kanan) dan Peneliti Banten Heritage Doktor Moh Ali Fadillah (dua dari kiri) menjadi narasumber Forum Diskusi Radar Banten Group (FDR) di studio 1 Banten TV, Senin (15/3).

SERANG – Provinsi Banten perlu mendirikan gedung museum yang merepresentasikan sejarah dan kebudayaan Banten sebagai identitas Provinsi Banten di mata nasional bahkan dunia. Hal tersebut terungkap dalam Forum Diskusi Radar Banten Group (FDR) yang digelar di studio 1 Banten TV, Senin (15/3).

Hadir sebagai narasumber diskusi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Tabrani dan Peneliti Banten Heritage Doktor Moh Ali Fadillah. Diketahui, Museum Negeri Banten telah ada di Provinsi Banten sejak 2013 dengan menempati Balai Budaya di sekitar KP3B. Namun, sejak tahun 2015 Museum Negeri Banten ini menempati eks Gedung Residen Banten dan Pendopo Lama. Peresmiannyapun dilakukan langsung Gubernur Banten saat itu Rano Karno tepat pada tanggal 29 Oktober 2015.

Kehadiran Museum Negeri Banten di pusat kota yakni di Eks Residen Banten dinilai sejumlah pihak sebagai upaya untuk menjawab keraguan masyarakat Banten yang sejak lama mengidamkan dan memimpikan lahirnya sebuah museum yang merepresentasikan kebudayaan Banten.

Kadindikbud Provinsi Banten Tabrani mengatakan, meski dirinya baru lima bulan menjabat Kadindikbud, ia sudah berniat untuk mengusulkan pendirian gedung Museum Negeri Banten secara khusus yang lebih repsentatif. Direncanakan pembangunan museum ini masuk RPJMD, Renstra kemudian Renja Dindikbud Banten.

“Ya nanti kita usulkan, kini diniatkan dulu, ke depan semoga bisa terwujud museum yang lebih representatif dan bisa menunjukkan identitas Banten itu sendiri, tapi itu butuh waktu,” katanya.

Dijelaskan Tabrani, Pemprov Banten sangat serius dalam menangani Museum Banten. Ini dibuktikan dengan hadirnya tiga peraturan yang mengatur keberadaan museum tersebut. Yaitu ada Pergub No 12 tahun 2012 tentang UPTD Balai Budaya Banten, kemudian diperbarui Pergub No 86 tahun 2016 tentang UPT Museum, dan terakhir Pergub No 19 tahun 2019 tentang taman budaya dan museum.

“Artinya pergub dari dulu ada, menunjukkan kesungguhan bahwa Pemrpov Banten perlu ada museum dan pengelolaan. Apalagi, saat ini pengelolaan museum dikelola UPT sendiri,” terangnya.

Dijelaskan Tabrani, saat ini di Museum Banten yang sekarang menempati gedung sebelah kiri eks Residen, ada sekitar 75 jenis benda atau kolektif budaya di dalamnya. Museum Negeri Banten juga menyajikan pengetahuan sejarah Banten di masa lalu hingga saat ini. Pihaknya, mengajak masyarakat Banten khususnya untuk mempelajari sejarah Banten di museum tersebut, karena berbagai sejarah dan kebudayaan Banten bisa dinikmati di sana.

“Kini tak kurang dari 75 jenis benda cagar budaya bisa dilihat di museum tersebut. Selain itu, ada tayangan serta pengetahuan tentang Banten masa lalu dan Banten masa kini bisa diperoleh di museum ini,” katanya.

Disampaikan Tabrani, fungsi museum ini dapat terbagi dua bagian yakni dalam bentuk pengetahuan bagi kalangan pelajar, mahasiswa, dan komunitas. Sedangkan fungsi kedua untuk kunjungan wisata. Karena selain objek wisata yang ada di Banten, bisa mengunjungi Museum Negeri Banten sebagai objek sejarah.

Namun sejak Pandemi Covid-19 melanda tanah air termasuk Banten, museum ditutup untuk umum. Hal itu tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk tetap bisa mempelajari museum melalui media sosial. Tabrani menyebutkan, sebelum Pandemi, kunjungan wisatawan baik pelajar, mahasiswa dan umum setiap bulannya mencapai 2.000 pengunjung. Angka tersebut diakuinya amat baik, angka itu juga menyimpulkan bahwa rasa keingintahuan tentang Banten dan sejarahnya dinilai tinggi.

Sementara, selaku peneliti dari Banten Heritage yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten tahun 2015 lalu, Muhammad Ali Fadillah menyampaikan, konsep didirikannya Museum yang menempati Eks Gedung residen Banten karena saat itu belum adanya gedung yang lebih repsentatif. Adapun lahirnya museum karena bentuk kerinduan para seniman, sejarahwan dan budayawan untuk menuangkan ide serta gagasan dan karya yang bisa dinikmati masyarakat, dan museum adalah salah satu wadahnya.

“Para seniman dan budayawan ingin punya tempat dan gedung khusus yang bisa merepesentasikan budaya Banten. Terus tercetuslah Museum Negeri Banten yang sebenarnya sudah mulai tahap penelitian sejak tahun 2006, namun baru tereralisasi di tahun 2015,” jelas Dosen Sejarah dan Kebudayaan Untirta ini.

Ali juga menyebut, keberadaan Museum Negeri Banten cukup relevan dengan kebutuhan saat ini. Namun perlu dilakukan pembenahan yang matang, karena untuk mendirikan sebuah museum diperlukan waktu yang panjang dan penelitian yang lebih mendalam. Karena menurutnya, museum yang ada saat ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, sebagai peneliti, Ali berharap ke depan akan ada gedung khusus untuk museum Banten yang bisa didirikan di pusat kota.

Di akhir diskusi, Tabrani mengajak seluruh masyarakat Banten untuk bisa memahami sejarah dan budaya Banten dengan berknjung ke Museum Negeri Banten di Pendopo Lama Gubernur. Karena pandemi, sementara museum ini ditutup untuk umum. (lik)

Tags: BantenProvinsi Banten
Share11Tweet7SendShare
Previous Post

Pemerintah Kembali Gelar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Next Post

Presiden Jokowi Resmikan Bandara Toraja

Related Posts

Wahyu Heryadi Kembali Pimpin JMSI Banten
Banten

Wahyu Heryadi Kembali Pimpin JMSI Banten

kabarbanten.com
28 Oktober 2025
Paramount Color Walk 2025 Digelar 13 Desember, Total hadiah Capai Rp200 Juta
Banten

Paramount Color Walk 2025 Digelar 13 Desember, Total hadiah Capai Rp200 Juta

kabarbanten.com
28 Oktober 2025
Banyak yang Keliru, Ini Bedanya Notaris dan PPAT supaya Urusan Legal Tepat Sasaran
Banten

Banyak yang Keliru, Ini Bedanya Notaris dan PPAT supaya Urusan Legal Tepat Sasaran

kabarbanten.com
12 Agustus 2025
Sinergi AMPI-Golkar Banten: Dorong Pemberdayaan Pemuda
Banten

Sinergi AMPI-Golkar Banten: Dorong Pemberdayaan Pemuda

Kabar Banten
8 Agustus 2025
Banten

Prakiraan Cuaca Banten Kamis, 17 Juli 2025

kabarbanten.com
17 Juli 2025
Ratusan Siswa MTsN 5 Ikuti Pelatihan Menulis Praktis dan Menyenangkan yang Digelar JMSI Banten
Banten

Ratusan Siswa MTsN 5 Ikuti Pelatihan Menulis Praktis dan Menyenangkan yang Digelar JMSI Banten

Kabar Banten
16 Juli 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


  • Trending
  • Comments
  • Latest
Daftar Nama 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang

Daftar Nama 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang

4 Februari 2025
Bupati Tangerang Berkomitmen Tegakkan Perda Kawasan Tanpa Rokok

Bupati Tangerang Berkomitmen Tegakkan Perda Kawasan Tanpa Rokok

29 September 2025
Arnovi Maju di Muskot KADIN Tangsel 2025

Arnovi Maju di Muskot KADIN Tangsel 2025

9 Oktober 2025
Tunas Farm Garap Pertanian Modern di Gading Serpong

Tunas Farm Garap Pertanian Modern di Gading Serpong

18 Desember 2020
Benyamin Davnie Dorong UMKM di Tangsel Terus Berkembang Lewat Bantuan Modal dan Sertifikasi Halal Gratis

Benyamin Davnie Dorong UMKM di Tangsel Terus Berkembang Lewat Bantuan Modal dan Sertifikasi Halal Gratis

28 Oktober 2025
Hari Sumpah Pemuda ke-97, Pilar Saga Ichsan Ajak Generasi Muda Tangsel Jaga Nilai Perjuangan dan Nasionalisme

Hari Sumpah Pemuda ke-97, Pilar Saga Ichsan Ajak Generasi Muda Tangsel Jaga Nilai Perjuangan dan Nasionalisme

28 Oktober 2025
Wahyu Heryadi Kembali Pimpin JMSI Banten

Wahyu Heryadi Kembali Pimpin JMSI Banten

28 Oktober 2025
Paramount Color Walk 2025 Digelar 13 Desember, Total hadiah Capai Rp200 Juta

Paramount Color Walk 2025 Digelar 13 Desember, Total hadiah Capai Rp200 Juta

28 Oktober 2025
Facebook Twitter Instagram TikTok
Kabarbanten.com

Disclaimer | Kode Etik | Privacy Policy |

Tentang Kami | Pedoman Media Siber 

 Contact

© 2020-2024 Kabarbanten.com. All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Tangerang
  • Banten
  • Nasional
  • Indeks Berita

© 2020-2024 Kabarbanten.com. All Rights Reserved