Panggung politik Banten sempat cukup heboh dengan munculnya pernyataan Ketua DPD Golkar Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah. Ia menyampaikan bahwa Partai Golkar harus memenangkan kontestasi pilgub Banten 2024 dan demi kepentingan itu partai mempertimbangkan untuk menurunkan Airin Rachmi Diany di pilkada Banten. Ratu Tatu sendiri adalah kakak ipar Airin. Dengan munculnya pernyataan tersebut maka bukan hanya Golkar yang dibaca publik akan memasang Airin tetapi juga keluarga trah politik Rau, sebutan untuk kekuatan politik keluarga besar Almarhum Haji Chasan Schohib dimana Ratu Tatu dan Airin adalah anggotanya.
Sosok Airin sendiri memang cukup populer. Ia bahkan digadang-gadang maju di Pilgub Jabar dan Pilgub DKI Jakarta. Posisinya sebagai petinggi Partai Golkar juga memungkinkannya untuk dipasang partai di pilkada mana saja sepanjang bisa menang. Namun pilihan untuk turun di pilgub Banten dipandang realistis. Selain karena Airin merupakan bagian dari kekuatan politik “Dinasti Rau”, sebutan untuk kekuatan politik keluarga Chasan Sochib di Partai Golkar Banten, ia juga adalah mantan walikota dua periode di Kota Tangsel, Provinsi Banten.
Peneliti pemilu dari Kantor Lembaga Survei Stratak Indonesia, Octarina Soebardjo menilai langkah Golkar yang sangat mungkin menurunkan Airin dalam kontestasi pilgub Banten sudah tepat. Namun tentu saja Airin harus turun melakukan sosialisasi, turun ke masyarakat dan aktif menyapa warga di berbagai wilayah khususnya di bagian selatan dan barat. Itu karena kekuatan Airin sekarang ini diprediksi masih ngeblok di wilayah Kota Tangsel dan Tangerang pada umumnya.
“Tidak serta merta dengan menurunkan Airin lalu peta berubah. Saya kira Airin tetap harus berkampanye, bersosialisasi, turun ke bawah, sapa para tokoh di desa dan kampung-kampung. Kalau Airin rajin turun ke grassroots, saya pastikan dia akan unggul dalam banyak hal. Dia berpengalaman dalam pemerintahan, cukup punya prestasi, politisi partai tingkat nasional, politisi perempuan terpandang, muda, cantik, pintar, lincah dan ramah. Beberapa nama yang disebut sebagai sosok yang dianggap akan ikut kontestasi juga akan repot melawan Airin kalau dia rajin turun sebagaimana saya maksudkan tadi,” ujarnya, Minggu (31/7).
Sementara aktivis Forum Pemerhati Pemilu Indonesia Agusta Surya Buana menilai majunya Airin di Pilkada Banten akan menambah kuota pemimpin perempuan di level provinsi. Saat ini praktis hanya Khofifah satu-satunya gubernur perempuan yang ada di Indonesia. Ia menduduki posisi itu setelah mencoba peruntungan dalam tiga kali pilkada Jawa Timur. Jika Airin maju dan Khofifah sebagai petahana juga maju kemudian sama-sama terpilih maka gubernur perempuan paling tidak akan ada dua orang.
“Kita dorong agar kesetaraan gender tidak hanya hiasan di bibir. Para caleg perempuan harus maju di pileg. Demikian juga para figur perempuan yang mumpuni harus turun di pilkada. Saya menyambut baik diturunkannya Airin di pilkada Banten 2024, karena dia potensial terpilih, dengan begitu akan menambah jumlah gubernur perempuan di Indonesia,” pungkasnya. (red)