Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar secara resmi dilantik menjadi Ketua Umum Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) periode 2022-2026.
Pelantikan dan pengukuhan pengurus AKKOPSI 2022-2026 tersebut dilakukan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Yohanes Baptista Satya Sananugraha di ICE BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Jumat, (3/3/2023).
Bupati Zaki mengungkapkan ada 492 Bupati/Walikota di seluruh Indonesia yang bergabung dalam AKKOPSI. Dengan program kerja utama AKKOPSI ini mempercepat pembangunan infrastruktur berupa sarana sanitasi yang bersih, sehat dan layak bagi masyarakat serta memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bisa mengakses air bersih dan minum.
“Pembangunannya disesuaikan dengan kondisi demografi dan geografi serta dukungan pendanaan dari masing-masing anggota. Semua ini guna menyukseskan program 100-0-100 yang telah dicanangkan oleh pemerintah,” katanya.
Zaki menjelaskan Program 100-0-100 ini merupakan sebuah program menuju pemenuhan target tiga sektor antara lain pemenuhan 100 persen akses air minum layak, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0 persen, dan pemenuhan 100 persen akses sanitasi layak. Program ini juga merupakan bagian dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Tujuan umum program ini adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan dan mencegah timbulnya permukiman kumuh baru dalam rangka untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Zaki menerangkan semua anggota AKKOPSI terus menuntaskan program terkait sanitasi yang bersih, sehat dan layak serta akses air bersih. Dia berharap dengan komiten dan kolaborasi seluruh stakeholder, Program 100-0-100 bisa tercapai 90% di daerah-daerah pada tahun 2024.
“Pemkab Tangerang telah melaksanakan sejumlah program terkait sanitasi dan akses air bersih serta minum, mulai dari program sanitasi untuk sekolah khususnya di tingkat SD da SMP yang dilanjutkan ke SMA (Sanisek), kemudian sanitasi berbasis pondok pesantren (Sanitren),” terangnya.
“Kami memang memfokuskan dan memperioritaskan pada institusi pendidikan karena institusi pendidikan akan melahirkan generasi-generasi muda penerus dan agen perubahan yang bisa menjadi penggerak di lingkunan rumah dan lingkungan sekitar mereka. Mereka bisa mencontoh bagaimana sanitasi di sekolah sudah besih, sehat dan layak untuk dipakai. Ini termasuk melindungi lingkungan agar tidak terpapar dengan perilaku-perilaku negatif yakni buang air besar sembarangan. Semua iIni sudah kita lakukan,” tambah Zaki.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Yohanes Baptista Satya Sananugraha meminta AKKOPSI terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah dan seluruh stakeholder dalam meningkatkan kehidupan yang layak bagi seluruh masyarakat.
“Pemerintah melalui Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan AKKOPSI untuk meningkatkan kehidupan yang layak bagi masyarakat. Khususnya dalam mengakses air besih dan minum serta sanitasi yang layak dan aman bagi masyarakat,” tutupnya. (RIK/WT)