SERANG-Pilkada serentak 2020 menjadi panggung Partai Golkar dan PKS. Dari empat pilkada di Provinsi Banten, kedua parpol itu menang di tiga daerah versi hitung cepat. Di Pilkada Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, Golkar dan PKS berkoalisi dan keluar sebagai pemenang. Sementara di Pilkada Kota Tangsel Golkar sendirian mengusung pasangan calon dan sukses meraih kemenangan.
Sebaliknya di Pilkada Kota Cilegon giliran Golkar yang tumbang. Harus mengakui kemenangan PKS dan koalisinya.
Sambil menunggu keputusan KPU terkait hasil resmi pilkada serentak 2020, kejayaan Golkar dan PKS tentu saja mengejutkan para pengamat politik. Pasalnya, tahun lalu tepatnya pada Pemilu 2019 justru Golkar dan PKS harus mengakui keunggulan Partai Gerindra dan PDIP.
Gerindra keluar sebagai pemenang Pemilu 2019 di Provinsi Banten, dan berhasil menempatkan paling banyak kader-kadernya duduk di DPRD Banten dan DPRD kabupaten/kota periode 2019-2024.
Berdasarkan data KPU Banten, Partai Gerindra memperoleh 906.193 suara, diikuti PDIP 870.659 suara, Golkar 739.844 suara, PKS 611.132 suara, dan Demokrat di peringkat kelima dengan raihan 534.256 suara.
Sebagai pemenang Pemilu 2019, Gerindra mendapatkan 16 kursi, PDIP 13 kursi, Golkar 11 kursi, PKS 11 kursi, dan Demokrat 9 kursi. Selain itu, kader Gerindra pun berhak menjadi Ketua DPRD Banten.
Kekalahan Gerindra dan PDIP di Pilkada 2020 se-Banten dinilai sejumlah pengamat mengubah konstelasi politik jelang Pilgub Banten 2022 dan Pemilu 2024.
Praktis, tak ada satu pun kader Gerindra yang duduk sebagai bupati/walikota, dan wakil bupati/walikota di Provinsi Banten.
Pakar Politik dan Kebijakan Publik Harits Hijrah Wicaksana menilai, Pilkada 2020 belum ada pemenang hingga KPU mengumumkan hasil resminya. Namun berdasarkan hasil quick count, publik sudah mengetahui siapa yang akan memenangkan pilkada 2020.
“Sambil menunggu rekapitulasi resmi KPUD masing-masing wilayah. Secara umum pilkada di Banten ini pemenangnya Partai Golkar. Sebab Golkar bukan hanya menjadi partai pengusung, namun menjadikan kader-kader Golkar menang dan menjadi kepala daerah/wakil kepala daerah,” ujar Harits kepada Radar Banten, kemarin.
Ketua STISIP Setia Budhi Rangkasbitung ini melanjutkan, dari empat pilkada di Banten, dua kader Partai Golkar maju sebagai calon wakil kepala daerah.
“Golkar hanya gagal meraih kemenangan di Pilkada Kota Cilegon, tiga daerah lainnya sukses,” urainya.
Dengan menangnya Golkar di Pilkada 2020, ini lebih membuka peluang Golkar untuk mencalonkan Andika Hazrumy maju menjadi Calon Gubernur dalam Pilgub 2022 mendatang.
“Kita sama-sama mengetahui saat ini beliau menjabat Wakil Gubernur mendampingi Gubernur Wahidin Halim. Dengan hasil pilkada ini, tentunya menjadi posisi tawar yang menguntungkan bagi Andika Hazrumy dan Golkar dalam pilkada Gubernur Banten 2022 mendatang,” beber Harits.
Secara umum, kata Harits, kekuatan Partai Golkar meningkat pasca kekalahan di Pemilu 2019.
Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbanyak masih berada dalam genggaman Golkar. Sebut saja Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Serang.
“Kemenangan Tatu-Pandji di Pilkada Kabupaten Serang, Irna-Tanto di Pilkada Pandeglang, dan Ben-Pilar di Kota Tangsel, menjadi bukti keperkasaan suara Golkar di Banten. Meskipun Golkar harus kehilangan dominasinya di Kota Cilegon yang selama ini lumbung suara Golkar. Tapi di sana jumlah pemilihnya tidak signifikan,” jelasnya.
Selain Golkar, tambah Harits, PKS pun turut bahagia di pilkada 2020 ini. Pasangan yang didukung PKS dan kader yang diusung PKS menang di Pilkada 2020 ini. Namun untuk kader PKS hanya mendapatkannya di pilkada Kota Cilegon dengan hasil hitung cepat pasangan Heldy-Sanuji dinyatakan menang. Namun di daerah lain, PKS hanya menjadi partai pendukung dan pengusung saja seperti di Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang.
“Tapi ini sejarah. Di mana PKS berhasil menempatkan kadernya duduk di pemerintahan. Pak Sanuji yang saat ini menjadi Ketua DPW PKS Banten akan semakin menyolidkan mesin PKS ke depannya,” paparnya.
Kejayaan Golkar dan PKS tentu menjadi kabar buruk bagi Gerindra dan PDIP. Bahkan bila hasil hitung cepat sama dengan hitung resmi KPU, maka Gerindra dan PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2019 hampir mengalami kekalahan telak dalam pilkada 2020 di Banten ini.
Bahkan Gerindra lebih terpuruk. Lantaran tidak memiliki satu pun kader yang duduk di pemerintahan daerah. “PDIP memang menang di Pandeglang dan Kabupaten Serang, namun hanya menjadi tim pengusung dan pendukung saja. Begitu juga dengan Gerindra di Pandeglang,” ungkapnya.
Peluang terbesar Gerindra sebenarnya ada di Kota Tangsel. Namun adanya faktor kasus korupsi Edhy Prabowo (Gerindra) yang ditangkap KPK dalam kasus korupsi kuota ekspor benih lobster membuat calon dari Gerindra Saraswati gagal menang. Hal ini menjadikan petahana menang (Benyamin-Pilar) yang diusung Golkar.
“Kasus ini cukup memengaruhi persepsi pemilih untuk mendukung Benyamin Davnie yang merupakan petahana. Meskipun berpasangan dengan Pilar Saga Ichsan yang datang dari klan dinasti Golkar. Padahal banyak lembaga survei besar sebelum ada penangkapan Edhy, menempatkan Muhamad-Sara di urutan pertama. Tapi, begitu menteri ini ditangkap, persepsi pemilih jadi menimbang untuk menentukan pilihan,” ungkapnya.
Catatan lainnya, kata Harits, pilkada 2020 Banten ini mayoritas petahana memenangkan pilkada.
Hanya Kota Cilegon calon petahana ditumbangkan. Dan Partai Berkarya memenangkan kadernya, Heldy yang berpasangan dengan Sanuji (kader PKS). Sebetulnya setiap pasangan dalam pilkada Kota Cilegon 2020 sama-sama memilik peluang yang sangat besar. Namun, sebenaranya incumbent punya peluang lebih besar karena kandidat lebih dari dua.
“Bisa kita lihat bersama kemampuan tim marketing politiknya. Kemampuan bagaimana memanfaatkan kampanye digital, kampanye online. Di masa pandemi, ini mengejutkan bagi pasangan yang sesungguhnya sedang berkuasa (Ati Marliati). Padahal, Ati Marliati adalah petahana yang menjabat Wakil Wali Kota Cilegon yang didukung oleh partai yang dipimpin oleh walikotanya yakni Edi Ariadi. Isu perubahan sangat deras hadir dalam kampanye kota Cilegon.
Kemenangannya ditentukan oleh tim work, yang mampu memanfaatkan momentum. Menjadi pelajaran penting bagi politisi, bahwa ilmu dan marketing politik yang baik akan menang. Dengan ilmu dan marketing politik yang baik, mampu membaca aspirasi masyarakat daerah serta simpati masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik Unsera Ahmad Sururi mengatakan, kemenangan Golkar dan PKS di Pilkada 2020 merupakan buah dari konsistensi dalam implementasi program-program di daerah dan cukup mengakar di Banten.
“Komunikasi politik yang dijalankan sangat efektif dan cenderung menjadi partai yang establish. Tidak hanya di masa pilkada, bukan masa pilkada pun mesin partainya berjalan baik,” katanya.
Lebih lanjut Sururi menilai, Golkar merupakan partai yang paling berpengalaman dalam setiap gelaran pilkada, dan PKS berhasil mengambil pelajaran dari setiap kekalahannya dipilkada sebelumnya.
“Ratu Tatu, Benyamin dan Tanto merupakan figur yang punya pengalaman memenangkan pilkada. Sehingga memahami apa dan bagaimana peta pemilihan di daerah masing-masing,” ungkapnya.
Catatan akhir Sururi, hasil pilkada 2020 memberikan cerminan bawa keberhasilan Golkar dan PKS lantaran secara internal komunikasi politik parpol dan calon efektif dan secara eksternal, komunikasi politiknya seperti konsistensi program sudah dijalankan dengan baik.
“Gerindra dan PDIP gagal melakukan dua hal itu, disamping lambatnya transformasi parpol Gerindra dan PDIP dibandingkan dengan Parpol lain menjadi faktor penyebab lain yang menyebabkan terhambatnya komunikasi politik internal dan eksternal,” pungkasnya.
Saat dikonfirmasi, Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Banten Masudi mengatakan, hasil resmi pilkada 2020 akan diumumkan KPU kabupaten/kota paling lambat 16 Desember 2020. Saat ini rekap di tingkat kecamatan sudah rampung.
“Besok (hari ini) KPU Kabupaten Serang dan Pandeglang yang menggelar pleno, sementara KPU Tangsel dan Cilegon pada Rabu (16/12),” ujarnya. (den)
The post Pilkada 2020 di Banten, Panggung Golkar dan PKS first appeared on Tangerang Ekspres.
