TANGERANG-Jelang larangan mudik di Bandara Soekarno-Hatta tidak dipadati penumpang. Di Terminal 2 tidak ada penumpukan penumpang. Antrean terjadi pada saat pengecekan syarat perjalanan. Itu pun terjadi sesekali. Manajemen bandara memasang himbauan 3M di banyak titik. Kursi tunggu pun diberi jarak dengan tanda silang.
Pengunjung mematuhi dengan aturan jaga jarak. Kursi yang disilang dengan plester warna kuning, yang artinya tak boleh diduduki, digunakan untuk meletakkan barang.
Taksi daring sempat kehabisan mobil sehingga antrian mengular. Di tempat menunggu bus juga tidak sepi. Kursi-kursi banyak yang terisi. Bus-bus yang mengantarkan penumpang ke kabupaten/kota sekitar Jakarta diminati. Bobo dan Ewok, penumpang dari Bangka, sudah sejak siang menunggu travel ke Subang. Mereka resah karena mobil tak kunjung datang. Pengemudi juga tak bisa memastikan kapan sampai Bandara Soekarno-Hatta. “Saya datang dari jam 10. Dia (Bobo) siang baru nyusul,” kata Ewok.
Momen Lebaran ini memang sengaja mereka gunakan untuk berkunjung ke saudara di Subang. Karena waktunya panjang, mereka sekalian akan naik Gunung Salak. “Pulangnya (ke Bangka) nunggu selesai larangan pemerintah,” ucap Ewok.
Pemandangan di Terminal 3 Bandara-Soekarno Hatta terlihat lebih sepi dari Terminal 2. Tidak banyak orang di tempat makan maupun duduk-duduk di kursi tunggu di terminal internasional ini.
“Terminal satu sudah tak digunakan lagi sejak pandemi,” kata Branch Communication Bandara Soekarno-Hatta Holik Muardi kemarin.
Lebih lanjut Holik menyatakan selama tujuh hari terakhir jumlah penumpang sekitar 40 ribu hingga 60 ribu orang tiap harinya. Ini tak jauh beda dengan jumlah penumpang pada hari biasa di masa Covid-19. “Pergerakan penumpang fluktuatif,” ungkapnya. Sementara untuk penerbangan internasional ada 25 pesawat yang take off maupun landing.
Sementara itu, lonjakan pemudik terlihat di Pelabuhan Merak pada Rabu (5/5) dini hari. Antrean penumpang roda dua, kendaraan pribadi, dan truk logistik tampak menumpuk sejak pukul 01.00 WIB. Saking semangatnya mudik, dalam satu mobil bisa diisi lebih dari kapasitas. Di bagian depan misalnya, diisi sampai empat orang.

Sayangnya, di tengah padatnya antrian, pemeriksaan hasil tes kesehatan pun jadi longgar. Banyak penumpang kendaraan pribadi dan truk yang tak perlu repot-repot tes Genose-19 seperti penumpang biasa.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengamini. Hingga H-9 atau Rabu pagi, trafik penumpang dan kendaraan pada Angkutan Lebaran 2021 rata-rata di dua lintasan tersibuk masih mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Di Merak, misalnya. Dari data Posko 24 jam pada Selasa (4/5) pukul 08.00 WIB hingga Rabu (5/5) pukul 08.00 WIB, tercatat sebanyak 38.414 orang telah meninggalkan Jawa menuju Sumatera.
Jumlah tersebut naik 398 persen dibandingkan periode sama tahun 2020, sebanyak 7.709 orang. Kemudian, untuk kendaraan roda dua sebanyak 2.972 unit sudah menyeberang ke Sumatera. Angka ini naik 148,5 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 2 unit. Selanjutnya, kendaraan pribadi (R4) sebanyak 3.796 unit atau naik 435 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu, sebanyak 709 unit kendaraan. Untuk kendaraan truk tercatat sebanyak 3.314 unit kendaraan atau naik 11 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.997 unit.
“Total seluruh kendaraan yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni tercatat sebanyak 10.449 unit. Naik 181 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu,” paparnya kemarin. Dari sisi sebaliknya, Pelabuhan Bakauheni, jumlah total penumpang yang menyeberang dari Bakauheni menuju Merak berjumlah 17.376 orang, kendaraan
roda dua sebanyak 313 unit, kendaraan pribadi (R4) 1.768 unit, dan truk sebanyak 2.598 unit kendaraan. Total, 4.932 unit kendaraan yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa. Di mana, terjadi kenaikan 29 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 2.019 unit.(jpg)
TANGERANG-Jelang larangan mudik di Bandara Soekarno-Hatta tidak dipadati penumpang. Di Terminal 2 tidak ada penumpukan penumpang. Antrean terjadi pada saat pengecekan syarat perjalanan. Itu pun terjadi sesekali. Manajemen bandara memasang himbauan 3M di banyak titik. Kursi tunggu pun diberi jarak dengan tanda silang.
Pengunjung mematuhi dengan aturan jaga jarak. Kursi yang disilang dengan plester warna kuning, yang artinya tak boleh diduduki, digunakan untuk meletakkan barang.
Taksi daring sempat kehabisan mobil sehingga antrian mengular. Di tempat menunggu bus juga tidak sepi. Kursi-kursi banyak yang terisi. Bus-bus yang mengantarkan penumpang ke kabupaten/kota sekitar Jakarta diminati. Bobo dan Ewok, penumpang dari Bangka, sudah sejak siang menunggu travel ke Subang. Mereka resah karena mobil tak kunjung datang. Pengemudi juga tak bisa memastikan kapan sampai Bandara Soekarno-Hatta. “Saya datang dari jam 10. Dia (Bobo) siang baru nyusul,” kata Ewok.
Momen Lebaran ini memang sengaja mereka gunakan untuk berkunjung ke saudara di Subang. Karena waktunya panjang, mereka sekalian akan naik Gunung Salak. “Pulangnya (ke Bangka) nunggu selesai larangan pemerintah,” ucap Ewok.
Pemandangan di Terminal 3 Bandara-Soekarno Hatta terlihat lebih sepi dari Terminal 2. Tidak banyak orang di tempat makan maupun duduk-duduk di kursi tunggu di terminal internasional ini.
“Terminal satu sudah tak digunakan lagi sejak pandemi,” kata Branch Communication Bandara Soekarno-Hatta Holik Muardi kemarin.
Lebih lanjut Holik menyatakan selama tujuh hari terakhir jumlah penumpang sekitar 40 ribu hingga 60 ribu orang tiap harinya. Ini tak jauh beda dengan jumlah penumpang pada hari biasa di masa Covid-19. “Pergerakan penumpang fluktuatif,” ungkapnya. Sementara untuk penerbangan internasional ada 25 pesawat yang take off maupun landing.
Sementara itu, lonjakan pemudik terlihat di Pelabuhan Merak pada Rabu (5/5) dini hari. Antrean penumpang roda dua, kendaraan pribadi, dan truk logistik tampak menumpuk sejak pukul 01.00 WIB. Saking semangatnya mudik, dalam satu mobil bisa diisi lebih dari kapasitas. Di bagian depan misalnya, diisi sampai empat orang.

Sayangnya, di tengah padatnya antrian, pemeriksaan hasil tes kesehatan pun jadi longgar. Banyak penumpang kendaraan pribadi dan truk yang tak perlu repot-repot tes Genose-19 seperti penumpang biasa.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengamini. Hingga H-9 atau Rabu pagi, trafik penumpang dan kendaraan pada Angkutan Lebaran 2021 rata-rata di dua lintasan tersibuk masih mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Di Merak, misalnya. Dari data Posko 24 jam pada Selasa (4/5) pukul 08.00 WIB hingga Rabu (5/5) pukul 08.00 WIB, tercatat sebanyak 38.414 orang telah meninggalkan Jawa menuju Sumatera.
Jumlah tersebut naik 398 persen dibandingkan periode sama tahun 2020, sebanyak 7.709 orang. Kemudian, untuk kendaraan roda dua sebanyak 2.972 unit sudah menyeberang ke Sumatera. Angka ini naik 148,5 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 2 unit. Selanjutnya, kendaraan pribadi (R4) sebanyak 3.796 unit atau naik 435 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu, sebanyak 709 unit kendaraan. Untuk kendaraan truk tercatat sebanyak 3.314 unit kendaraan atau naik 11 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.997 unit.
“Total seluruh kendaraan yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni tercatat sebanyak 10.449 unit. Naik 181 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu,” paparnya kemarin. Dari sisi sebaliknya, Pelabuhan Bakauheni, jumlah total penumpang yang menyeberang dari Bakauheni menuju Merak berjumlah 17.376 orang, kendaraan
roda dua sebanyak 313 unit, kendaraan pribadi (R4) 1.768 unit, dan truk sebanyak 2.598 unit kendaraan. Total, 4.932 unit kendaraan yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa. Di mana, terjadi kenaikan 29 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 2.019 unit.(jpg)