TANGSEL – Gedih (65) warga Kampung Ciater Pondok, RT 6/10, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Tangsel hanya bisa menonton saat mengantarkan konsumennya mengambil bantuan sosial tunai (BST) di Kantor kelurahan setempat.
Pria yang berprofesi ojek pangkalan (opang) ini hanya meratapi kesedihan saat warga lain mendapatkan bantuan Covid-19 tersebut. Sebab, dirinya tak tercatat dalam penerima BST sebesar Rp 300 ribu.
“Ya bukan rezeki saya kali,” katanya, Senin, (11/1/2021).
“Enggak bisa ngomong banyak saya, ya menurut di hati sedih, sedih banget. Tapi ya gimana, apa belum rezekinya atau bagaimana kita gak enggak tahu. Padahal sangat terdampak, sebagai opang sudah 10 bulan mati opang enggak laku. Sedih mah sedih ya diem aja,” ucapnya.
“Ini ada yang ngojek ada yang manggil minta antar kesini (Kelurahan Ciater) liat orang banyak begini dapat bantuan, sebenernya mah dihati sakit Ya Allah, orang-orang dapat kok kita enggak,” tambah Gedih dengan mata berkaca-kaca.
Gedih sempat bertanya ke RT setempat perihal dirinya tak terdaftar. Namun, tak ada jawaban. Sebagai tulang punggung keluarga bisa mendapat bantuan atau sekedar perhatian dari pemerintah bisa menghidupi keluarganya.
Bahkan, Gedih sempat putus asa karena sepinya menjadi ojek pangkalan dan beralih menjadi pemulung agar bisa mendapatkan beras dan pundi-pundi rupiah.
“Jadi opang parah, berminggu-minggu dapat cuman sekali, kadang enggak ada sama sekali. Kadang mikir apa mulung aja, asal jangan sampe mati kelaparan asal perbuatan saya halal. Ya saking susahnya Allahu Akbar,” tutupnya. (PHD)